Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kericuhan Pecah, Polisi Hong Kong Tangkap 34 Demonstran

Kericuhan Pecah, Polisi Hong Kong Tangkap 34 Demonstran Kredit Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Gas air mata ditembakkan polisi anti-huru-hara Hong Kong untuk membubarkan pedemo pro-demokrasi, Senin (21/10/2019) malam. Kericuhan itu terjadi di wilayah Yuen Long, sehari setelah puluhan ribu demonstran berbaris di Distrik Kowloon. Atas kejadian itu, kepolisian Hong Kong mengamankan setidaknya 34 demonstran.

Polisi memerintahkan para demonstran untuk membubarkan diri. Aparat keamanan juga mengejar demonstran dan menahan satu orang. Perselisihan pecah antara pendukung dan pengunjuk rasa pro-Beijing. Penduduk yang marah muncul dari apartemen dan mengejek petugas.

Dalam sebuah pernyataan, polisi mengaku terpaksa menembakkan gas air mata, setelah beberapa pemrotes melemparkan "benda keras" ke arah aparat keamanan. Pengunjuk rasa juga merusak fasilitas bank di sekitarnya. Kondisi ini membuat warga untuk tetap tinggal di dalam rumah, menutup jendela, dan menghindari jalan-jalan lokal.

Baca Juga: Aparat Polisi Serang Masjid, Pimpinan Hong Kong Minta Maaf

Setelah beberapa jam, sebagian besar pemrotes berpencar, tetapi polisi tetap berada di jalan-jalan dan sesekali menembakkan gas air mata pada kelompok-kelompok kecil dan memburu sejumlah individu. Beberapa pengunjuk rasa bertopeng mengejek polisi, tetapi dengan cepat menghilang di pinggir jalan ketika petugas mendekat.

Dalam laporannya, Reuters menyebut, setidaknya 34 orang ditangkap dalam aksi demo kali ini. Aksi demo malam itu juga dijadikan momen peringatan atas aksi kekerasan polisi Hong Kong yang menimbulkan korban luka lebih dari 100 orang, tiga bulan yang lalu.

"Kita tidak bisa melupakan ini. Sebab, saya pikir ini sangat mengerikan bagi semua orang Hong Kong, dan ini tidak boleh dipindahkan dari sampai penjahat ditangkap dan di penjara," kata seorang demonstran yang tak mau menyebutkan namanya.

Yim, seorang pekerja sosial berusia 42 tahun, mengatakan, dia berada di stasiun Yuen Long pada malam serangan Juli silam. Menurutnya, penting untuk terus memprotes aksi kekerasan massa seperti itu.

"Ada banyak orang yang difilmkan malam itu, tetapi sejauh ini mereka hanya menangkap enam orang. Kami ingin penyelidikan independen dan keadilan untuk serangan ini," ujarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: