Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPOM-Mafindo Perangi Hoaks Obat dan Makanan

BPOM-Mafindo Perangi Hoaks Obat dan Makanan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) sepakat bekerja sama untuk menanggulangi hoaks terkait obat dan makanan yang beredar di masyarakat.

Melalui kerja sama ini, BPOM dan Mafindo akan menyediakan jalur komunikasi yang akurat dan terpercaya terkait hoaks obat dan makanan, menyebarkan secara masif informasi yang benar atas hoaks obat dan makanan dengan melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dengan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang obat dan makanan.

"Kerja sama ini merupakan upaya kami untuk menyanggah hoaks obat dan makanan. Bersama kami berkomitmen membantu bangsa ini dengan mengedukasi masyarakat menjadi konsumen yang cerdas, kritis, dan selalu bertanya ketika menerima informasi," jelas Kepala BPOM, Penny K Lukito di Jakarta, Senin (21/10/2019).

Baca Juga: BPOM Sederhanakan Proses Perizinan Produk Farmasi

Sebagai pengawas obat dan makanan, BPOM, kata dia, memiliki kewajiban untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam mengakses informasi yang benar tentang obat dan makanan. Selama 2017-2018, BPOM telah menerbitkan setidaknya 29 penjelasan untuk mengklarifikasi hoaks obat dan makanan yang beredar di masyarakat.

"Hoaks adalah salah satu bentuk teror informasi yang mengerikan, terutama hoaks obat dan makanan. Pemahaman yang keliru dapat menjadi landasan pengambilan keputusan yang salah bagi masyarakat dalam mengonsumsi obat dan makanan," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho mengatakan, kolaborasi ini diharapkan dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas dan sehat tidak terganggu dengan disinformasi dalam isu obat dan makanan.

"Pada catatan kami, hoaks terkait obat dan makanan tahun 2018 memang tergolong kecil yaitu 6% dari total 997 hoaks. Namun, isu terkait obat dan makanan justru tidak bisa dianggap remeh karena umumnya mengandung unsur yang sangat mudah digunakan untuk menyebarluaskan ketakutan dan kecemasan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: