Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turki Bakal Habisi Milisi Kurdi yang Belum Tinggalkan Suriah

Turki Bakal Habisi Milisi Kurdi yang Belum Tinggalkan Suriah Kredit Foto: Reuters/Stoyan Nenov
Warta Ekonomi, Ankara -

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyatakan ratusan pejuang Kurdi masih berada dekat perbatasan Suriah timur laut meski mereka seharusnya mundur selama gencatan senjata. Erdogan menegaskan Turki dapat kembali melancarkan serangan di wilayah itu saat gencatan senjata berakhir.

Gencatan senjata lima hari itu dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) agar pejuang YPG Kurdi meninggalkan wilayah perbatasan hingga Selasa (22/10/2019) pukul 10 malam.

Turki menganggap milisi YPG sebagai teroris karena terkait militan Kurdi yang melancarkan pemberontakan di tenggara Turki.

Baca Juga: Benarkah Turki Gunakan Senjata Kimia dalam Serangan Suriah?

"Penarikan mundur berlanjut," kata Erdogan di bandara Ankara sebelum terbang ke Suriah untuk berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas Suriah. Rusia mendukung pemerintahan Suriah dan mengirimkan pasukan ke Suriah timur laut.

"Kita bicara tentang 700-800 pejuang YPG yang telah mundur, dan sisanya sekitar 1.200-1.300 terus mundur. Dikatakan mereka akan mundur. Semua harus keluar, proses tidak akan berakhir sebelum mereka keluar," papar Erdogan, dilansir Reuters.

Turki memulai operasi militer lintas perbatasan hampir dua pekan lalu setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan menarik pasukan AS dari Suriah utara. Penarikan pasukan AS dari Suriah dikritik oleh para anggota parlemen AS, termasuk dari Partai Republik.

Trump menyatakan tampaknya gencatan senjata lima hari berlangsung meski terjadi baku tembak dan dapat dilanjutkan setelah batas waktu Selasa (22/10/2019). Meski demikian Erdogan menyatakan pertempuran mungkin kembali terjadi.

"Jika janji yang diberikan pada kami oleh AS tidak dipenuhi, kami akan melanjutkan operasi kami dari tempat kami berhenti, kali ini dengna tekad jauh lebih besar," tutur Erdogan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: