Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Sebut Negara Tetangga Cemburu Sama Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia

OJK Sebut Negara Tetangga Cemburu Sama Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyatakan optimismenya terhadap perkembangan pasar modal Indonesia. Pasalnya, ditengah kondisi ekonomi global yang kurang baik, pasar modal Indonesia masih bisa tumbuh positif dari segi perusahaan tercatat.  

 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen mengatakan bahwa pertumbuhan jumlah perusahaan baru yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan membuat beberapa negara tetangga iri. 

 

“Pertumbuhan di negara kawasan sangat terbatas, kita yang terbaik pertumbuhannya dan dicemburui negara tetangga karena dengan kondisi ekonomi global yang dinamis kita masih tumbuh signifikan,” ucapnya, di  Lombok, Jumat (25/10/2019). 

 

Baca Juga: Bursa Yakin Bisa Gaet 76 Perusahaan untuk Catatkan Efek Baru Tahun Depan

 

Hoesen menuturkan bila ada negara di kawasasan Asean yang malah mengalami penurunan jumlah perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). “Beberapa negara tetangga mengalami jumlah negatif soal emiten. Negatif kenapa karena sudah susah cari diasna, dan investor juga sudah cukup banyak dan sudah mendekati jumlah penduduk,” jelasnya. 

 

Berbicara soal penduduk, Hoesen pun menilai jika jumlah investor yang sebanyak 2,22 juta pun masih terbilang minim bila dibandingkan dengan total penduduk yang ada di Indonesia. Dengan begitu, rIa meyakini ruang untuk pasar modal tumbuh masih sangat besar. 

 

“Kita optimis pasar akan tumbuh karena jumlah investor dibanding penduduk masih sangat kecil tidak sampai 1% artinya pasar kita masih jauh dari jenuh,” tegasnya. 

 

Baca Juga: Tahun 2020, Bos Bursa Mau Fokus Lakukan Hal Ini

 

BEI memang mencatat jika pada tahun ini ada sebanyak 41 perusahaan yang telah melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut menjadi yang terbesar di antara negara-negara Asean lainnya. 

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengungkapkan bila dengan kedatangan 41 emiten baru membuat Indonesia menempati urutan pertama negara dengan IPO terbanyak, disusul oleh Malaysia, Thailand dan Singapura. 

 

“Tahun ini IPO sudah 41 sehingga total sudah capai 655 persusahaan per 18 Oktober, 2019. Kita sudah diatas dari Malaysia, Thailand dan Singapura. Perkembangan selama enam tahun Malaysia sudah stagnan 1,4 sementara indonesia paling tinggi kita tumbh 25,3% setelah itu Vietnam 23,6%, Thailand 16,2%, Philipina 1,1%, malah SIngapura minus 4,8%,” jelasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: