Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Misteri Banjir Bandang Zaman Nabi Nuh, Ilmuwan Mau Coba Bongkar dengan Penemuan Ini!

Misteri Banjir Bandang Zaman Nabi Nuh, Ilmuwan Mau Coba Bongkar dengan Penemuan Ini! Kredit Foto: Dr Rodrigo Pacheco-Ruiz/Southampton University
Warta Ekonomi, Surakarta -

Meski sudah terjadi sangat lama, peristiwa tenggelamnya kapal Nabi Nuh masih meninggalkan tanda tanya besar bagi sejumlah ilmuwan. Hal itu membuat mereka melakukan penelitian, hingga akhirnya ada satu penemuan terbaru dari upaya itu.

Para ahli kelautan menemukan sejumlah kapal kuno karam di dasar Laut Hitam, tepatnya di lepas pantai Nessebar, Bulgaria. Menurut para ilmuwan, penemuan itu dapat mengungkapkan sejarah legenda Bahtera Nuh.

Berlokasi 300 meter di bawah permukaan laut, terdapat 60 bangkai kapal yang diduga berasal dari tahun 400 SM. "Yang unik, ketiadaan oksigen di kedalaman itu membuat bangkai kapal tetap utuh, bebas dari pembusukan," lapor News.com Australia, dikutip Senin (28/10/2019).

Baca Juga: Koin Dinar dari Zaman Rasul Dilelang, Harga Jualnya Fantastis! Capai Angka . . . .

Menurut BBC, kapal-kapal tersebut dapat memberikan petunjuk tentang kisah Nabi Nuh yang diceritakan dalam agama Islam, Kristen, dan Yahudi. 

Dalam buku Noah's Flood (2000), ahli biologi kelautan, William Ryan dan Walter Pitman berteori, peristiwa Nabi Nuh terjadi karena mencairnya gunung es di kutub, menyebabkan meluapnya Laut Mediterania. Hal itu mendorong terjadinya banjir laut yang akhirnya menciptakan Laut Hitam, padahal dulunya titik itu hanya danau.

Sekarang, para ilmuwan dari Black Sea Maritime Archaeology Project (MAP) akan mengambil sampel tanah di dekat kapal karam Nessebar untuk membuktikan kebenaran teori itu. Apakah Laut Hitam terbentuk karena peristiwa Nabi Nuh atau kenaikan air laut yang terjadi secara bertahap?

"Data yang kami kumpulkan tak membuktikan bencana banjir itu, justru menunjukkan kemungkinan kenaikan permukaan laut secara bertahap," kata perwakilan ilmuwan MAP, dr. Zdravka Georgieva.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: