Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Masih Belum Kondusif, Bursa Tak Pasang Target Tinggi

Ekonomi Masih Belum Kondusif, Bursa Tak Pasang Target Tinggi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melihat bila potensi volatilitas ekonomi dunia masih akan terjadi di tahun 2020 mendatang. Untuk itu, Bursa pun akan mengambil langkah penyesuaian terhadap situasi tersebut.

 

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, yang mengaku bahwa di tahun depan pihaknya akan mematok target konservatif terhadap pertumbuhan kinerja pasar modal. "Meskipun tidak ingin dianggap pesimis, tapi kita akan konservatif," ujar Inarno, di Lombok, beberapa waktu lalu. 

 

Baca Juga: Bukan Cuma Emiten, Bursa Juga Pasang Target Kinerja. Ini Rinciannya!

 

Seperti diketahui, Bursa pada tahun 2020 hanya menargetkan 76 Pencatatan Efek Baru di yang terdiri atas saham, obligasi korporasi, Efek Beragun Aset (EBA), reksa dana saham (ETF), DIRE dan DINFRA. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan atrget tahun ini yang sebanyak 75 pencatatan efek baru. 

 

Untuk mendukung AB dalam meningkatkan layanan bagi investor, jelas Inarno, BEI mendukung layanan Securities & Lending Borrowing (SLB) yang ditawarkan oleh PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), pendanaan efek bagi investor melalui PT Pendanaan Efek Indonesia serta perluasan bisnis AB melalui Perusahaan Efek Daerah untuk memperluas basis investor di daerah.

 

Baca Juga: Bursa Yakin Bisa Gaet 76 Perusahaan untuk Catatkan Efek Baru Tahun Depan

 

Selain target pencatatn efek baru, BEI juga memasang target rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) sebesar Rp9,5 triliun atau meningkat dari asumsi RKAT 2019 (revisi) sebesar Rp9,25 triliun. Dimana, hingga 18 Oktober 2019 RNTH tercatat mencapai angka Rp9,36 triliun, atau meningkat signifikan dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai Rp8,50 triliun.

 

"Perkiraan kami rata-rata transaksi harian pada 2020 kurang lebih sama dengan 2019 ini, yakni sekitar Rp9,5 triliun," pungkasnya. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: