Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia-Maroko Tandatangani 2 MoU, Salah Satunya Tentang Terorisme

Indonesia-Maroko Tandatangani 2 MoU, Salah Satunya Tentang Terorisme Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita di Jakarta, Senin (28/10/2019). Pada pertemuan itu, Indonesia dan Maroko menandatangani dua perjanjian dalam bidang penanggulangan terorisme. 

Pertama adalah Memorandum Saling Pengertian atau MoU antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme RI (BNPT) dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Maroko tentang Kerja Sama Penanggulangan Terorisme. Selanjutnya MoU antara Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan RI (PPATK) dan Unit Pemrosesan Informasi Keuangan Kerajaan Maroko (UTRF) tentang Kerja Sama dalam Pertukaran Informasi Intelijen Keuangan terkait Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.

"Saya menyambut baik, bahwa dalam pertemuan ini Indonesia dan Maroko dapat menandatangani kesepakatan mengenai penanggulangan terorisme dan kesepakatan mengenai informasi intelijen keuangan terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme," ucap Retno.

Baca Juga: Ditanya Soal Wamena, Menlu Retno Melengos Tinggalin Wartawan

Indonesia dan Maroko, lanjut Retno, akan sama-sama mempromosikan wajah Islam moderat, toleran bagi dunia internasional.

"Sebagai dua negara Muslim, kita berkomitmen untuk mempromosikan wajah Islam yang moderat, yang toleran dan Islam yang Rahamatan Lil Alamin," sambungnya.

Sementara itu, kepala BNPT Suhardi Alius menuturkan bahwa banyak bidang yang menjadi bidang kerja sama Indonesia dan Maroko dalam bidang penanggulangan terorisme.

"Proses penindakan dan pencegahan yang bisa kita kerjasamakan dengan pemerintah Maroko, yang kita tahu mereka cukup banyak permasalahan yang dialami yang kaitanya dengan terorisme dan radikalisme, bahkan mereka punya sekitar lebih 700 anggota teroris di Suriah, kalau kita sekitar 500, jadi mereka ingin berbagi dengan kita dan kita akan kerja samakan untuk program-program yang bisa kita kerja samakan termasuk masalah berbagi data intelijen," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: