Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jual-Beli Menara Bawa Saham Telekomunikasi Naik

Jual-Beli Menara Bawa Saham Telekomunikasi Naik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembelian menara PT Indosat Ooredoo oleh PT Telekomunikasi Indonesia dan PT Sarana Menara Nusantara membawa angin segar pada emiten telco. Pembelian ini membuat hampir semua saham emiten telco merangkak naik.

Total 3.100 menara Indosat telah dibeli oleh PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) sebanyak 2.100 tower dan 1.000 tower dibeli oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Protelindo, yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara, dengan total nilai pembelian mencapi Rp6,394 triliun atau setara dengan Rp2,063 miliar/tower.

Baca Juga: Wah! Telkom Indonesia Akuisisi Menara Indosat Ooredo Sebanyak...

Menurut Kepala Riset Bahana Sekuritas, Lucky Ariesandi, hasil penjualan ini lebih premium dari transaksi penjualan menara yang dilakukan oleh PT XL Axiata pada 2016 silam, senilai Rp1,43 miliar untuk setiap towernya.

"Dengan keberhasilan transaksi ini, Indosat tidak perlu khawatir dengan masalah ketersediaan belanja modal dan melakukan ekspansi usaha untuk tahun depan serta mendapat valuasi aset yang positif," kata Lucky dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi, Jumat (1/11/2019).

Dengan begitu, rekomendasi beli diberikan untuk saham Indosat (ISAT) dengan target harga Rp3.770/saham. Sekuritas milik negara ini memperkirakan pada akhir tahun ini total pendapatan Indosat akan mencapai Rp25,095 triliun, naik dibanding pencapaian akhir tahun lalu yang membukukan pendapatan sebesar Rp23,14 triliun. Laba bersih diperkirakan akan berada pada kisaran negatif Rp1,6 triliun, di luar laba dari penjualan menara, lebih baik bagi dari pencapaian tahun lalu yang tercatat sebesar negatif Rp2,404 triliun.

Transaksi ini juga berdampak positif untuk PT Sarana Menara. Karena dengan pembelian menara ini, perusahaan berkode saham TOWR ini tidak lagi sepenuhnya bergantung pada penyewaan menara Hutchinson, juga akan mengurangi konsentrasi basis pelanggannya dengan penambahan yang signifikan sewa Indosat dan telkomsel. Bahana memperkirakan dengan pembelian ini akan menambah pendapatan bersih sekitar Rp49 miliar/tahun. Bahana memberi rekomendasi beli atas saham TOWR dengan target harga Rp780/saham.

Hal yang sama juga berlaku bagi Miratel. Pembelian ini mengukuhkan Miratel sebagai perusahaan tower terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 27.000 menara, setelah pada awal tahun ini juga membeli 1.000 tower melalui akuisisi Persada Sokka Tama. Strategi ini akan membuat Telkom sebagai induk usaha memiliki kelebihan kas dan neraca keuangan yang makin kuat di tengah-tengah tren penurunan suku bunga.

"Ke depan, beberapa emiten telekomunikasi kemungkinan masih akan menjual menara lagi, tetapi waktunya belum dipastikan," pungkas Lucky.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: