Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makin Banyak Perempuan di Dunia Kerja, PDB RI Bisa Tembus US$135 M

Makin Banyak Perempuan di Dunia Kerja, PDB RI Bisa Tembus US$135 M Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

McKinsey & Co hari ini (1/11/2019) memaparkan data tentang mengapa perlu lebih melibatkan perempuan dalam dunia kerja. Dalam paparannya, Sebastian Jammer dari McKinsey, mengatakan bahwa Indonesia berpotensi meraih pertumbuhan gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) sebesar US$135 miliar di 2025.

"Pertumbuhan GDP Indonesia di 2025 akan naik sebanyak US$135 miliar apabila perempuan dilibatkan lebih dalam dunia kerja," ujar Jammer di Kantor Pusat Go-Jek, Jumat (1/11/2019).

Pertumbuhan tersebut terbagi menjadi tiga, yakni dari segi partisipasi, jam kerja, dan produktivitas perempuan. Dari segi partisipasi perempuan di dunia kerja, akan ada peningkatan sebesar 32 persen dari total kenaikan GDP di 2025 yakni US$43 miliar dari US$135 miliar.

Baca Juga: Menteri Perempuan Berkurang, Jokowi Tak Junjung Kesetaraan Gender

Dari segi jam kerja, peningkatan jumlah jam kerja dapat menambah pertumbuhan GDP sampai 30 persen, yakni US$41 miliar dari US$135 miliar.

Menurut Jammer, peningkatan jam kerja bukan berarti perempuan harus bekerja lebih lama dari laki-laki, tapi banyaknya perempuan yang beralih dari kerja paruh waktu menjadi penuh waktu (full time).

Sementara dari segi produktivitas, pemberdayaan perempuan dalam produktivitas kerja dapat meningkatkan pertumbuhan GDP sebanyak 38 persen, yakni US$51 miliar dari US$135 miliar. Dari ketiga aspek tersebut, peningkatan GDP diprediksi McKinsey dalam risetnya di 2018 berjudul Indonesia Power of Parity: Advancing Women's Equity in Indonesia sebanyak US$135 miliar.

Dalam skala global, McKinsey memprediksi kenaikan GDP akan mencapai US$28 triliun di 2025 jika ketiga sektor tersebut dipenuhi. Di Asia Pasifik sendiri, kenaikan GDP diprediksi akan mencapai US$4,5 triliun pada enam tahun mendatang.

Baca Juga: Demokrat Siapkan 'Ahok Perempuan' di Pilkada Surabaya?

Performa dalam memenuhi ketiga aspek tersebut juga memengaruhi pertumbuhan GDP. Di sisi GDP secara global, jika setiap negara mencapai penerapan partisipasi perempuan sebanyak 60 persen, jam kerja sebanyak 20 persen, dan 20 persen dari produktivitas, maka GDP akan naik sebanyak 11 persen atau US$12 triliun jika dihitung dari total GDP global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: