Diplomat El Salvador Diusir Venezuela karena Dianggap sebagai...

Warta Ekonomi, Caracas -

Sejumlah diplomat El Salvador yang sedang berada di Venezuela diusir dari negara itu pada Minggu (3/11/2019). Menurut Kementerian Luar Negeri Venezuela tindakan yang mereka ambil ini merupakan balasan terhadap tindakan El Salvador yang mngusir diplomat negara itu. Caracas memberi waktu 48 jam bagi diplomat negara tetangganya itu untuk pergi.

"Otoritas Salvador menghirup oksigen ke dalam strategi intervensi dan blokade ekonomi AS yang gagal melawan rakyat Venezuela," kata Kementerian Luar Negeri Venezuela, seperti dikutip dari Reuters.

Kementerian itu juga mengomentari kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Jumlah Pengungsi Capai 5 Juta Orang, Venezuela Siap Terima Bantuan Internasional

"Bukele secara resmi mengasumsikan peran menyedihkan dari gadai kebijakan luar negeri AS," lanjut pernyataan tersebut.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden El Salvador, Nayib Bukele menyatakan tidak mengakui Nicolas Maduro sebagai presiden sah Venezuela. El Salvador mengaku akan menerima korps diplomatik baru yang mewakili pemimpin oposisi Venzuela, Juan Guaido.

Guaido, yang memimpin Majelis Nasional yang dikuasai oposisi, pada Januari meminta konstitusi negara Amerika Selatan itu untuk menjadi presiden sementara, dengan alasan Maduro mencuri hasil pemilihan 2018. Guaido sendiri telah diakui oleh puluhan negara Barat, termasuk AS.

Baca Juga: Hanya di Venezuela! Warga Bisa Beli BBM dengan Rokok

Guaido mengucapkan terima kasih kepada Bukele atas dukungannya.

"El Salvador telah memberikan dukungan besar pada perjuangan Venezuela, mengisolasi rezim Maduro lebih jauh," tulisnya di Twitter.

Langkah El Salvador ini dilakukan kurang dari seminggu setelah pemerintah AS memperpanjang satu tahun tambahan dalam program perlindungan sementara untuk warga El Salvador yang tinggal di AS. Sebagian besar negara tetangga Venezuela mengakui Guaido dan menyerukan Maduro untuk mundur. Namun, Maduro tetap berkuasa berkat dukungan angkatan bersenjata dan sekutu mereka, termasuk Rusia, China, dan Kuba.