Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Drone Terbang di Bandara untuk Awasi Lalu Lintas Udara

Drone Terbang di Bandara untuk Awasi Lalu Lintas Udara Kredit Foto: Unsplash/Jared Brashier
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raytheon Company dan AirMap menjalin kemitraan untuk menciptakan platform global airspace intelligence untuk pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) atau lebih dikenal dengan drone. Platform tersebut digunakan untuk mengintegrasikan drone ke dalam sistem kontrol lalu lintas udara.

Demo virtual MARS baru-baru ini dipamerkan di Konferensi Tahunan 2019 Asosiasi Pengawas Lalu Lintas Udara di Washington DC. Secara khusus, konsep tersebut mengintegrasikan kemampuan pemantauan Unmanned Aircraft Systems (UAS) AirMap ke prototipe kerja stasiun pengontrol lalu lintas udara terbaru di Raytheon, yang disebut Multi-platform ATC Re-hosting Solution (MARS).

Baca Juga: Lagi, Drone Buatan Iran Ditembak Jatuh Militer Yaman

"Ketika drone terbang di wilayah udara yang diawasi, mereka berbagi areal langit dengan banyak jenis pesawat lain," kata Matt Gilligan, wakil presiden Raytheon Intelligence, Information and Services, seperti dikutip Zdnet.

Matt menjelaskan, pengontrol lalu lintas udara membutuhkan pengamatan wilayah udara secara real time dan peringatan untuk aktivitas drone yang tidak biasa. Integrasi itu juga menjadi langkah pemanfaatan drone yang aman ke dalam sistem wilayah udara. Hal itu juga menjadi langkah untuk membuat drone komersial yang layak dalam skala besar. Federal Aviation Administration (FAA) sendiri selama ini sangat berhati-hati tentang perizinan penggunaan drone komersial di luar garis pandang.

Ben Marcus, Chairman dan Co-founder AirMap menjelaskan, dalam demonstrasi virtual, menurut Raytheon, teknologi AirMap memperingatkan pengontrol lalu lintas udara di terminal MARS dari drone yang menunjukkan perilaku penerbangan yang tidak biasa atau tidak sesuai dalam wilayah udara yang terkontrol yang mengelilingi bandara utama. Dalam skenario real time akan memungkinkan pengontrol untuk mengambil tindakan yang tepat berkaitan dengan penerbangan masuk dan keluar.

"Pengontrol lalu lintas udara serta operator UAS dan pilot pesawat berawak perlu kewaspadaan situasional. Dengan Raytheon, kami berupaya mengoptimalkan bagaimana pengontrol dapat dipersenjatai dengan informasi tentang UAS tanpa membebani peningkatan beban kerja," jelas Ben.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: