Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS Buntung, Rupiah Jadi Untung!

Dolar AS Buntung, Rupiah Jadi Untung! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar dolar AS tertekan di hadapan hampir semua mata uang dunia. Keperkasaan yang sejak pagi tadi ditampilkan dolar AS berbalik menjadi nasib 'buntung' alias celaka tatkala mendapat tekanan bertubi-tubi dari mayoritas mata uang dunia, seperti dolar Australia, euro, poundsterling, dolar Kanada, dan dolar New Zealand. 

Pasukan mata uang Benua Kuning pun turut serta menekan dolar AS. Dengan won sebagai pemimpin pasukan, mata uang Asia yang meliputi dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, dolar Hongkong, rupiah, dan yuan membuat dolar AS semakin tak berdaya. Adapun yen dan franc kini menjadi dua mata uang yang masih bertahan dalam perangkap dolar AS.

Baca Juga: Bakal Punya Bos Baru pada Akhir November, Saham BTN Bikin Investor Ngiler!

Menariknya, ketika dolar AS dilanda kesakitan, rupiah justru menjadi pihak yang diuntungkan pada perdagangan spot Selasa (5/11/2019) siang. Meski ketakutan terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi masih membayangi pelaku pasar, performa rupiah sudah jauh lebih baik. 

Baca Juga: Investor Terancam Gigit Jari, Rupiah Ditinggal Lari!

Hingga pukul 14.59 WIB, rupiah mampu mengusir mata uang Paman Sam dari level Rp14.000 dengan terapresiasi 0,21% ke level Rp13.985 per dolar AS. Bahkan, rupiah juga unggul terhadap euro (0,14%) dan poundsterling (0,09%). 

Sementara itu, di jajaran Asia, rupiah kini resmi menjadi mata uang ketiga terbaik di Benua Kuning setelah won (-0,33%) dan yuan (-0,15%). Selain dua mata uang tersebut, tak ada yang mampu melawan rupiah, termasuk yen (0,43%), baht (0,28%), dolar Hongkong (0,17%), dolar Taiwan (0,15%), dan dolar Singapura (0,10%).

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: