Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lawan Dolar AS? Rupiah Cumi, Cuma Mingkem!

Lawan Dolar AS? Rupiah Cumi, Cuma Mingkem! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS pada perdagangan spot, Rabu (6/11/2019). Kala pembukaan pasar pagi tadi, rupiah terkoreksi -0,07% ke level Rp13.975 per dolar AS. Koreksi tersebut kian menebal ketika sentimen domestik tak lagi menjadi amunisi yang ampuh bagi rupiah. 

Sebagaimana diketahui, rupiah berjaya pada perdagangan spot Selasa (5/11/2019) kemarin setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 5,02% yoy, sedikit lebih baik daripada konsensus dari Reuters dan Bloomberg masing-masing sebesar 5,01% dan 5%. 

Baca Juga: Banyak Opsi, Trump dan Xi Jinping Galau Tentukan Lokasi Kopi Darat

Kabar baik tersebut sempat membuat rupiah begitu menarik dan adrenalin pelaku pasar pun terpacu untuk berbondong-bondong mengoleksi mata uang Garuda itu. Namun, hal itu tak bertahan lama karena ada sentimen lain yang lebih menggiurkan bagi investor, yakni profit taking

Asal tahu saja, dalam sepekan terakhir, rupiah sudah menguat selama tiga hari berturut-turut dan dalam waktu sebulan, apresiasi rupiah menembus angka 1,24%. Hal itu lantas membuat investor tergiur untuk segera mencairkan keuntungan. Alhasil, kini nasib rupiah pun berbalik menjadi nahas.

Baca Juga: Dolar AS Buntung, Rupiah Jadi Untung!

Terhitung sampai pukul 10.21 WIB, rupiah terdepresiasi -0,19% ke level Rp13.995 per dolar AS. Mata uang utama di dunia lainnya pun turut menekan rupiah, seperti dolar Australia (-0,24%), euro (-0,27%), dan poundsterling (-0,22%). 

Tak sampai di situ, rupiah juga tertekan di hadapan mayoritas mata uang Asia. Sebagai mata uang terlemah ketiga di Asia setelah ringgit (0,06%) dan baht (0,06%), rupiah kini terkoreksi di hadapan yen (-0,31%), dolar Singapura (-0,20%), yuan (-0,20%), dolar Taiwan (-0,13%), dan dolar Hongkong (-0,11%). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: