Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Buka Suara Soal Dialog Perlucutan Nuklir Trilateral, Ini Katanya

China Buka Suara Soal Dialog Perlucutan Nuklir Trilateral, Ini Katanya Kredit Foto: Sputnik/Iliya Pitalev
Warta Ekonomi, Beijing -

China angkat bicara soal pembicaraan perlucutan senjata trilateral dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Beijing menyatakan tidak melihat alasan untuk melakukan negosiasi pelucutan senjata trilateral, terutama karena kondisi untuk melakukan hal itu tidak ada.

"Posisi kami sangat jelas. Kami percaya bahwa sama sekali tidak ada alasan dan ketentuan untuk melakukan negosiasi pelucutan trilateral dengan partisipasi AS dan Rusia. China tidak akan mengambil bagian di dalamnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.

"Kami telah mengatakan bahwa Amerika Serikat terus-menerus mencoba melibatkan Cina dalam kesepakatan ini," imbuhnya seperti disitir dari Sputnik, Rabu (6/11/2019).

Baca Juga: Hampir Seluruh Warga Kanada Cemaskan Serangan Siber China

Menurutnya, AS memikul tanggung jawab khusus karena memiliki persenjataan nuklir terbesar dan paling modern.

"AS harus menanggapi seruan Rusia untuk perpanjangan perjanjian START (Strategic Arms Reduction Treaty) yang baru, serta mengurangi persenjataan nuklirnya yang besar untuk menciptakan kondisi bagi negara-negara nuklir lain untuk memasuki perundingan ini," jelasnya.

Sejak penghentian Perjanjian Senjata Nuklir Jangka Menengah antara Washington dan Moskow pada bulan Agustus, Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menyebutkan kemungkinan untuk membuat perjanjian kontrol senjata baru yang mencakup Rusia dan China.

Perjanjian START yang baru adalah perjanjian kontrol senjata terakhir yang tersisa yang berlaku antara Rusia dan AS. Perjanjian ini menetapkan bahwa jumlah peluncur rudal nuklir strategis harus dikurangi setengahnya dan membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan menjadi 1.550.

Perjanjian tersebut akan berakhir pada Februari 2021 dan AS sejauh ini belum mengumumkan rencana untuk memperpanjangnya, sementara Rusia telah berulang kali menekankan bahwa pihaknya siap untuk dialog tentang masa depan perjanjian.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: