Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Global Suram, Ini Pesan BI Buat Pelaku Usaha

Ekonomi Global Suram, Ini Pesan BI Buat Pelaku Usaha Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Surabaya -

Bank Indonesia (BI) mengakui dinamika perekonomian global yang terjadi saat ini telah berdampak pada kinerja perekonomian nasional. Adapun perekonomian Indonesia pada triwulan III 2019 tumbuh 5,02% (yoy), atau relatif sama dengan capaian triwulan sebelumnya yang sebesar 5,05% (yoy).

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, mengatakan bahwa Indonesia dan negara lainnya di kawasan, tidak terkecuali, ikut terpapar kondisi yang kurang menguntungkan bagi kinerja sektor eksternal di dalam negeri.

Baca Juga: BI Ingatkan Pentingnya Sinergi untuk Pengembangan Ekonomi Syariah

"Keadaan ini kemudian diperparah dengan proyeksi pada pertumbuhan ekonomi dunia yang belum menunjukkan pemulihan yang berarti, disertai berlanjutnya risiko ketidakpastian hubungan dagang antarnegara utama di dunia serta isu geopolitik lainnya yang masih membayangi," ujar Dody dalam sambutan pada acara Opening Ceremony Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/11/2019).

Dalam situasi saat ini, Dody berpesan bahwa paparan angka ataupun indikator makroekonomi lainnya tentu tidak akan cukup untuk bisa memberi keyakinan dan gambaran optimisme yang utuh bagi pelaku usaha dalam menghadapi situasi perlambatan yang sudah makin nyata.

"Perlu dilakukan pendekatan yang lebih aktif dan persuasif kepada mereka, serta stimulus usaha lainnya yang kiranya diperlukan untuk menjaga ketahanan serta confidence level bagi pelaku usaha, khususnya kalangan industri di Pulau Jawa agar mampu memenuhi performa yang diharapkan," ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, melalui pengembangan sektor–sektor potensial yang dapat mendukung penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru perlu untuk terus digalakkan. "Salah satunya melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," cetusnya.

Apalagi, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, atau sekitar 207 juta orang yang tercermin dari 87,2 persen total penduduk Indonesia, tentunya memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah yang sangat menjanjikan. "Terutama dalam rangka mengembangkan enam sektor unggulan industri halal di tanah air, seperti industri makanan halal, pariwisata halal, fesyen muslim, industri kreatif, pertanian terintegrasi, dan juga renewable energy," kata Dody.

Dia yakin Indonesia mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah. Pasalnya, pengalaman dari berbagai negara menunjukkan bahwa tren pengembangan ekonomi dan keuangan syariah kini tidak hanya menjadi konsumsi negara–negara dengan mayoritas penduduk muslim.

"Sebut saja misalnya Thailand yang memiliki visi sebagai pemasok makanan halal dunia, China yang merupakan pengekspor busana muslim terbesar dunia, Australia dan Brazil menjadi pemasok daging halal terbesar dunia, dan inggris yang sudah lama dikenal sebagai pusat keuangan syariah dunia," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: