Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miris! 22 Juta Orang di Indonesia Alami Kelaparan Kronis

Miris! 22 Juta Orang di Indonesia Alami Kelaparan Kronis Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor pertanian Indonesia telah membuat langkah besar selama beberapa dekade terakhir. Namun sayangnya, sebanyak 22 juta orang di Indonesia masih menderita kelaparan kronis.

Hal ini diungkapkan ADB bersama International Food Policy Research Institute (IFPRI) dalam laporan bertajuk Policies to Support Investment Requirements of Indonesia's Food and Agriculture Development During 2020-2045.

Baca Juga: Bagaimana Strategi SYL Entaskan Kerawanan Pangan Indonesia?

Riset tersebut melaporkan bahwa sektor pertanian di Indonesia masih sangat membutuhkan tambahan investasi untuk meningkatkan riset pertanian agar kebutuhan pangan di dalam negeri bisa dipenuhi.

"Mengakhiri kelaparan di Indonesia akan membutuhkan peningkatan investasi di sektor pertanian dan pedesaan. Di sisi lain perlu upaya untukĀ  meningkatkan produktivitas dan memodernisasi sistem dan pasar pangan, serta menjadikannya lebih efisien," kata peneliti IFPRI, Mark W Rosegrant, dalam keterangan tulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Kemudian, ADB memandang Indonesia perlu melakukan perubahan regulasi dan perbaikan dalam penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kinerja perekonomian. Dengan perbaikan regulasi, sektor pertanian bisa meningkatkan ketahanan pangan nasional untuk menekan angka kelaparan.

Kendati demikian, ADB mencatat masih banyak penduduk Indonesia yang menggantungkan hidup pada pertanian tradisional dan terjebak dalam aktivitas berproduktivitas rendah dengan bayaran minim.

Officer ADB Khusus Spesialisasi Sumber Daya Alam dan Pertanian Abul Basher menambahkan laporan ini juga mengkaji potensi investasi pertanian untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih sekaligus meningkatkan keamanan pangan.

"Indonesia dapat mengakhiri kelaparan di Indonesia pada tahun 2034 dengan kombinasi investasi yang lebih tinggi dalam penelitian pertanian dan pengembangan (R&D), infrastruktur irigasi dan efisiensi penggunaan air, dan infrastruktur pedesaan termasuk jalan, listrik, dan kereta api," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: