Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setahun Masuk ke Vietnam, Gojek Sudah Bisa Geser Dominasi Grab Belum?

Setahun Masuk ke Vietnam, Gojek Sudah Bisa Geser Dominasi Grab Belum? Kredit Foto: Boxcar
Warta Ekonomi, Bogor -

Sejak setahun lalu, Gojek sudah berekspansi ke sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara. Lalu, bagaimana kabar perluasan sayap bisnis perusahaan besutan Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi itu?

Bisa dikatakan, perluasan pasar Gojek tak selalu berjalan mulus; masalah manajemen perusahaan di Vietnam hingga belum didapatkannya izin di Filipina jadi contoh hambatan yang harus Gojek hadapi.

Menurut CEO Jetspree, Alex Le, industri berbagi tumpangan Asia Tenggara masih ada di tahap pendewasaan (maturity) dan itu menjadi salah satu faktor di balik sulitnya ekspansi Gojek di Asia Tenggara. "Model bisnis ini sebenarnya sederhana, subsidi dan diskon pada awal operasi berhasil memungkinkan Grab dan pemain lama seperti Easy Taxy atau Uber mencaplok pangsa pasar yang besar," jelasnya, Kamis (7/11/2019).

Baca Juga: Saat Go-Viet Masih Alami 'Macet' di Aspal Vietnam, Grab Malah Tambah Kuat dengan Rencana . . . .

Apalagi, bisnis Gojek di luar negeri terbilang berjalan lamban, layanannya masih terbatas. Apa penyebabnya? Layanan pesan-antar makanan dan pengiriman paket akan lebih mahal jika basis pengguna aplikasinya belum kuat. 

Alex menambahkan, "itu menciptakan situasi seperti (lebih dulu mana) ayam atau telur? Saat layanannya kurang, platform menjadi kurang menarik."

Berdasarkan data ABI Research, pangsa pasar Gojek di Indonesia ada di angka 35,3%, sedangkan Grab menguasai 63,6% sisanya. Begitu pula di Vietnam, Gojek baru menguasai 10,3% pasar, kalah telak dari Grab yang memiliki 72,9% kapitalisasi pasar negara itu.

Pada 2019 ini, Grab dikatakan menguasai 11,4% pangsa pasar di Asia Pasifik dengan Indonesia dan Vietnam sebagai dua pasar yang ia dominasi.

Baca Juga: Baru 5 Bulan Sudah Resign, Bos Go-Viet Kenapa?

Belum lagi masalah manajemen Go-Viet yang harus dihadapi oleh Gojek. Sudah 2 kali perusahaan itu ditinggal oleh CEO terpilih.

Hal yang sama terjadi di Indonesia, ketika terjadi peralihan kepemimpinan di markas besar Gojek karena masuknya Nadiem ke dalam pemerintahan.

"Bagaimana struktur komando yang akan dilaksanakan? Seberapa percaya mereka terhadap tim lokal? Sampai tingkat mana mereka bisa ambil keputusan, sumber daya apa yang mereka miliki?" tambah Alex, soal pertanyaan-pertanyaan yang akan Gojek hadapi setelah ini.

Sekadar informasi, Gojek akan menguji coba operasional layanannya di Malaysia pada awal tahun depan. Perusahaan itu juga akan kembali mencoba memasuki pasar Filipina.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: