Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Israel Mau Operasikan Kereta Gantung di Yerusalem, Warga Palestina: Rencana Ilegal

Israel Mau Operasikan Kereta Gantung di Yerusalem, Warga Palestina: Rencana Ilegal Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Israel berencana mengoperasikan kereta gantung di atas Yerusalem. Rencana ini telah membuat warga Palestina marah karena bisa mengancam menghilangkan impian mereka untuk memiliki ibu kota masa depan di kota suci tersebut.

Rencananya, kereta gantung itu akan mengantar sekitar 3.000 wisatawan dan peziarah per jam dari bagian barat Yerusalem ke Kota Tua bagian timur dalam perjalanan empat menit. Rencana itu bergerak maju minggu ini ketika komite khusus yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Israel memberikan lampu hijau atau persetujuan.

Pemerintah Israel mengatakan skema proyek sekitar 220 juta shekel (USD63 juta) akan meringankan beban lalu lintas yang padat, yang dikemas dengan kunjungan turis dan penduduk ke banyak situs agama Kristen, Muslim dan Yahudi.

Baca Juga: Ditanya Dampak Spyware Israel ke Pengguna Indonesia, Jawaban WhatsApp Bikin Kecewa

"Ini adalah proyek strategis untuk mempromosikan pariwisata ke Kota Tua Yerusalem," kata Menteri Warisan Budaya Israel dan Yerusalem, Zeev Elkin. Para pejabat Israel mengatakan kereta gantung itu juga akan melayani warga Palestina di kota suci.

Tetapi para warga Palestina mengatakan rute yang direncanakan untuk menempatkan kereta gantung itu hanya beberapa meter di atas rumah mereka di Yerusalem Timur. Hal itu memicu gesekan atas nasib masa depan sebuah kota di jantung konflik Israel-Palestina.

Pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, menyebut rencana itu ilegal.

"Proyek kereta gantung Israel adalah pelanggaran cabul terhadap karakter budaya, sejarah, spiritual, geografis dan demografis Yerusalem," tulis Ashrawi di Twitter, dikutip Reuters, Jumat (8/11/2019).

Proyek Politik?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: