Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Salah Target, Jepang Paksa AS Tangguhkan Latihan Terbang F-16

Akibat Salah Target, Jepang Paksa AS Tangguhkan Latihan Terbang F-16 Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Tokyo -

Otoritas prefektur Aomori Jepang menuntut agar komando militer Amerika Serikat (AS) menahan diri untuk tidak melakukan latihan pesawat F-16. Tuntutan itu diajukan setelah sebuah jet tempur F-16 AS salah target saat menjatuhkan bom tiruan selama misi pelatihan di Jepang. Otoritas prefektur meminta larangan terbang itu berlakukan hingga penyelidikan terhadap insiden tersebut selesai dan langkah-langkah untuk mencegah insiden itu terulang kembali diambil.

Menurut kantor berita NHK, gubernur prefektur Shingo Mimura menyampaikan pernyataan itu kepada Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono seperti dilansir dari Sputnik, Jumat (8/11/2019). Pada Rabu malam, sebuah pesawat AS menjatuhkan sebuah amunisi tiruan seberat 500 pon yang jatuh ke padang rumput selama latihan di pangkalan Misawa di prefektur Aomori. Tidak ada bahan peledak di dalamnya, dijatuhkan dari ketinggian, amunisi itu jatuh hingga ke dalam tanah.

Baca Juga: Jet Tempur F-16 Milik AS Salah Target saat Jatuhkan 'Bom' di Jepang

Otoritas prefektur menyatakan keprihatinan atas insiden itu karena lokasi jatuhnya amunisi itu dekat dengan sekolah. Jatuhnya amunisi buatan itu dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki. Insiden yang melibatkan pesawat militer AS di Jepang kerap terjadi.

Pada akhir Agustus, sebuah helikopter transportasi berat CH-53 pasukan AS di Jepang "menjatuhkan" jendela plastik di laut lepas pantai Okinawa selama penerbangan. Pada bulan Desember 2016, pesawat konvertor Osprey AS mengalami kecelakaan selama latihan pengisian bahan bakar di udara.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Shelma Rachmahyanti
Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: