Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lawan Arus Global, Masa Depan Bisnis di Depan Mata

Lawan Arus Global, Masa Depan Bisnis di Depan Mata Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para pembuat keputusan dari 150 perusahaan di Indonesia meyakini bahwa tahun depan masih menjadi tahun pertumbuhan bagi Indonesia. Pasalnya kebijakan ekonomi makro yang bijak dengan memegang prinsip keberhatihatian (prudent) dinilai akan semakin memperkuat konsumsi domestik dan masuknya aliran investasi.

Demikian terungkap dari survei dari HSBC bertajuk Navigator: Now, Next and How yang dirilis belum lama ini. Studi ini bertujuan untuk mengukur sentimen dan harapan dunia bisnis di 35 pasar di seluruh dunia.

"Melawan arus global sepertinya terdengar ambisius, tetapi masa depan di depan mata terlihat cerah," kata Dandy Pandi, Country Head, Global Trade and Receivable Finance PT Bank HSBC Indonesia, belum lama ini.

Baca Juga: Tak Mau Berputus Asa, Bisnis Indonesia Prediksi Penjualan Capai 61%

Dandy pun membeberkan beberapa strategi utama yang bisa dilakukan bisnis di Indonesia untuk menghadapi ancaman bisnis yang mungkin terjadi. Pertama, yakni fokus pada peningkatan portofolio melalui berbagai cara.

"Hampir setengah (48%) perusahaan meningkatan kualitas produk atau layanan. Selanjutnya, sekitar 26%-nya melalui investasi untuk inovasi," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Dandy, penggunaan bahan baku dan pemasok dengan kualitas lebih baik (25%) serta perluasan platform dan saluran digital merupakan strategi kunci lainnya.

Sekitar 30% perusahaan juga menyebutkan bahwa ekspansi ke pasar-pasar baru adalah kunci strategi perluasan mereka.

Baca Juga: Soal Prospek Bisnis, Bos-bos Perusahaan Indonesia Paling Optimis

Survei ini melibatkan 9.131 perusahaan dari enam wilayah berbeda untuk melihat rencana investasi para pebisnis, bagaimana mereka mengambil keputusan penting, melakukan berbagai perubahan, serta mengembangkan bisnis. Dari Indonesia sendiri ada 150 perusahaan yang menjadi bagian dari sampel penelitian ini.

HSBC menetapkan kriteria pengambilan sampel, yaitu perusahaan dengan omzet minimal US$1,75 juta dan batas korporasi sebesar US$16,5 juta. Responden merupakan para pengambil keputusan kunci dan memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan di perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: