Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Spektakuler! Harga TBS Sawit Cetak Rekor Tertinggi

Spektakuler! Harga TBS Sawit Cetak Rekor Tertinggi Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memasuki minggu kedua November 2019, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di beberapa provinsi sentra di Indonesia tercatat meningkat.

Merujuk hasil penetapan harga TBS di Sumatera Utara untuk tanaman kelapa sawit umur 10–20 tahun terjadi kenaikan sebesar 5,9% dari Rp1.548,98 per kg menjadi Rp1.640,46 per kg, dengan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) adalah Rp7.704,47 per kg dan Kernel Rp3.739,83 per kg.

Harga TBS di Sumatera Utara ini mencetak rekor harga tertinggi sepanjang 2019 dan tertinggi dibandingkan provinsi sentra lainnya di Indonesia.

Harga TBS sawit di Riau untuk kategori umur tanaman yang sama juga mengalami kenaikan hingga mencapai 7,13% dari Rp1.495,33 per kg menjadi Rp1.601,89 per kg, dengan harga CPO ditetapkan Rp7.484,4 per kg dan harga Kernel Rp3.714,22 per kg.

Baca Juga: Bersua Perwakilan Inggris, Mendag Lobi-Lobi Akses Pasar Sawit di Uni Eropa

Begitupun dengan harga TBS di Jambi, terjadi kenaikan sebesar 6,51% dari Rp1.431,61 per kg menjadi Rp1.524,82 per kg, yang mana harga CPO Rp7.192,16 per kg dan Kernel Rp3.439,16 per kg.

Penetapan harga TBS di Sumatera Selatan periode November 2019 untuk kategori umur tanaman 10–20 tahun naik 6,91% dari Rp1.258,57 per kg menjadi Rp1.345,59 per kg, dengan harga CPO rata-rata Rp6.967,76 per kg dan Kernel Rp3.269,77 per kg.

Harga TBS di Aceh tercatat Rp1.300 per kg. Harga TBS di Sulawesi Barat saat ini ditetapkan Rp1.029,08 per kg, dengan harga CPO Rp5.591,63 per kg dan Kernel Rp2.470,89 per kg.

Kenaikan harga TBS yang cukup signifikan di beberapa provinsi sentra produksi sawit di Indonesia merupakan salah satu respons atas menguatnya harga CPO di pasar global dan menurunnya jumlah produksi.

Baca Juga: Setujui Ekspor Sawit RI, India: No Free Lunch Ya!

Penurunan jumlah produksi tersebut disebabkan adanya tren buah trek yang biasanya terjadi pada Oktober–Maret. Tren trek merupakan masa di mana tanaman sawit tidak berproduksi maksimal karena memasuki proses pembungaan sehingga berdampak pada jumlah produksi.

Perubahan cuaca yang tidak menentu serta minimnya pengaplikasian pupuk oleh petani juga ikut memengaruhi produksi buah sawit. Faktor-faktor ini diduga kuat menjadi pendorong menguatnya harga TBS di provinsi sentra di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: