Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Syahrul: Saya Suka Bupati dan Gubernur yang Agresif

Syahrul: Saya Suka Bupati dan Gubernur yang Agresif Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku senang dengan para bupati dan gubernur yang agresif dalam memperjuangkan berbagai kebutuhan masyarakatnya. Namun, kata Syahrul, para pemimpin daerah juga harus membuktikan kerja nyatanya di lapangan.

"Saya suka bupati dan gubernur yang agresif karena kita bisa memecahkan masalah secara langsung di lapangan," ujar Syahrul saat menghadiri Rakornas Indonesia Maju yang digelar Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).

Menurut Syahrul, persoalan pertanian memang harus dipecahkan bersama dengan mempererat komunikasi dan koordinasi antarlembaga/kementerian, serta pimpinan daerah hingga menyentuh level camat dan lurah.

Baca Juga: Di Depan Para Kepala Daerah, Syahrul Tekankan Kebijakan Strategis Pertanian

"Tidak bisa hanya Menteri Pertanian saja yang bekerja. Sandaranya tetap ada di kepala daerah, gubernur, bupati, dan tentu dibantu Pak Kapolda dan tentara yang harus mem-backup saya," katanya.

Syahrul mengatakan, setidaknya ada lebih dari 50 juta orang yang saat ini bergantung hidup di sektor pertanian. Dari jumlah itu, total akumulasi transaksi mencapai 2.000 triliun. Angka sebesar itu, dikatakan Syahrul, harus meningkat berlipat dengan pola koordinasi secara bersama-sama.

"Dengan angka sebanyak itu, berapa di provinsi bapak yang dikasih makan? Inilah yang saya maksud harus kita deteksi bersama-sama sehingga kita bisa melihat yang 2.000 triliun itu di mana saja, dan yang 50 juta lebih pekerja itu seperti apa kerjanya," katanya.

Syahrul berharap pertanian Indonesia jauh lebih maju ketimbang pertanian di negara-negara lain. Sebab dari sisi teknologi dan informasi, Indonesia sudah memiliki beragam teknologi, termasuk pemanfaatan artificial intelligence atau kecerdasan buatan yang dikembangkan anak-anak bangsa.

"Perkembangan teknologi pertanian di luar negeri punya kualitas yang baik dan produktivitas yang tinggi, kita pun harus menuju ke sana. Bahkan dengan pemanfaatan artificial intelligence yang kita miliki, kita bisa deteksi apakah traktor petani jalan atau tidak. Kita juga sudah memiliki kemampuan kontrol citra satelit untuk melihat berapa pupuk yang dibutuhkan untuk satu desa," katanya.

Adapun untuk memuluskan berbagai pengembangan ini, Syahrul mengaku menyiapkan pusat data dan ruang kontrol pertanian. Pusat dan ruang kontrol itu ia beri nama dengan Komando Strategi Pertanian (Kostra Tani) yang bisa mengoordinasikan semua stakeholders.

Baca Juga: Capai Ketahanan Pangan, Mentan Upayakan Langkah Lawan Alih Fungsi Lahan Pertanian

"Babinsa dan Babinkamtibmas juga bisa menjadi bagian dari penyuluh yang kita rekomendasi bekerja bersama-sama. Jadi, dengan Kostra Tani ini kita bisa mendidik penyuluh melalui Android yang mereka punya. Penyuluh itu kita monitor, dia kerja atau tidak kita deteksi dari kantor," tukasnya.

Sebagai catatan, acara ini dihadiri sejumlah pimpinan daerah bupati dan gubernur, pimpinan DPRD, serta stakeholders dari kementerian dan lembaga lainya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: