Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Neraca Dagang Indonesia Surplus US$161,3 Juta di Oktober

Neraca Dagang Indonesia Surplus US$161,3 Juta di Oktober Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$161,3 juta pada bulan Oktober 2019 dengan nilai ekspor sebesar US$14,93 miliar dan impor US$14,77 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan kondisi surplus ini akan membantu Indonesia untuk mengatasi permasalahan defisit neraca perdagangan ke depannya.

"Pada bulan Oktober ini, ekspor kita US$14,93 miliar, impor kita US$14,77 miliar sehingga kita mengalami surplus US$161,3 juta," katanya di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/11/2019).

Baca Juga: BPS: Oktober Terjadi Inflasi 0,02%

Berdasarkan data, surplus US$161,3 juta pada Oktober 2019 ini disebabkan oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$990,5 juta, walaupun migas mengalami defisit US$829,2 juta. Untuk angka ekspor, nilai ekspor Indonesia Oktober 2019 mencapai US$14,93 miliar atau meningkat 5,92 persen dibandingkan ekspor September 2019. Namun, jika dibandingkan dengan Oktober 2018 turun 2,48 persen.

Suhariyanto menjelaskan ekspor nonmigas Oktober 2019 mencapai US$14,01 miliar atau naik 5,56 persen dibanding September 2019, sedangkan dibanding Oktober 2018, turun 2,48 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2019 mencapai US$139,11 miliar atau turun 7,8 persen dibanding periode sama 2018, sementara ekspor nonmigas mencapai US$128,76 miliar atau turun 5,82 persen.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2019 terhadap September 2019 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$144,6 juta (8,24 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar US$74,1 juta (86,68 persen).

Ekspor nonmigas Oktober 2019 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$2,77 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,53 miliar dan Jepang US$1,24 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,55 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: