Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

GWM Turun 50 bps, Bank Bakal Kebanjiran Likuiditas Rp26 Triliun

GWM Turun 50 bps, Bank Bakal Kebanjiran Likuiditas Rp26 Triliun Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5% dan 4,0%, dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3,0%. Keputusan ini berlaku efektif pada 2 Januari 2020.

Sebelumnya, pada Juni 2019 BI juga telah menurunkan rasio GWM Rupiah sebesar 50 basis poin (bps) untuk bank konvensional dan bank syariah maupun unit usaha syariah sehingga masing-masing GWM menjadi 6% untuk bank konvensional dan 4,5% untuk bank syariah atau unit usaha syariah dengan GWM rata-rata tetap 3%. Putusan tersebut berlaku sejak 1 Juli 2019.

Baca Juga: BI Kembali Turunkan GWM Cegah Bank Rebutan DPK

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa kebijakan ini akan menambah pasokan likuiditas perbankan dalam meningkatkan pembiayaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dia menilai dengan penurunan GWM sebesar 50 bps maka likuiditas perbankan akan bertambah sebesar Rp26 triliun.

"Penurunan GWM itu menambah likuiditas seluruh bank. Jumlahnya berapa? Untuk bank umum dengan penurunan 50 bps tambahan lkuiditasnya sebesar Rp24,1 triliun, sedangkan untuk bank umum syariah Rp1,9 triliun. Jadi, jumlah tambahan likuiditas untuk seluruh bank Rp26 triliun," ujar Perry saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Lebih lanjut katanya, dengan penurunan ini, bank akan makin leluasa untuk menyalurkan kreditnya sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Dana Rp26 triliun ini akan menambah likuiditas seluruh bank sehingga memudahkan mereka menyalurkan kredit. Sementara permintaan (kredit) korporasi akan meningkat dengan makin membaiknya confidence terhadap ekonomi Indonesia," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: