Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemendag Pantau Harga Bapok di NTT

Kemendag Pantau Harga Bapok di NTT Kredit Foto: Kementerian Perdagangan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan kembali meningkatkan intensitas dalam menjaga harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di daerah menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Kali ini, Kemendag diwakili Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Dody Edward, melakukan pemantauan harga dan pasokan bapok di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Kamis (21/11).

Pemantauan dilakukan di beberapa titik seperti pasar rakyat yaitu di Pasar Kasih Naikoten dan Oebobo, ritel modern Hypermart, gudang distributor bapok CV Sumber Cipta, serta gudang Perum Bulog Divisi Regional NTT. Selain itu, Dirjen Dody juga meninjau pelabuhan PT Pelindo II.

Baca Juga: Kemendag Mau Naikkan Perdagangan Berjangka Komoditas, Milenial Jadi Incaran

"Hasil pantauan menunjukkan harga bapok di Provinsi NTT, khususnya Kupang, aman terkendali dan pasokannya cukup untuk menghadapi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Namun demikian, pemerintah akan terus menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan bapok dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru," ungkap Dody dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Berdasarkan hasil pantauan harga di pasar rakyat beras medium dijual dengan harga Rp9.500/kg-Rp10.000/kg, beras premium Rp12.000/kg, gula pasir Rp13.000/kg, minyak goreng Rp13.000/liter, tepung terigu Rp7.000/kg, daging ayam Rp35.000/kg, daging sapi Rp90.000/kg, telur ayam Rp27.000/kg, cabe merah keriting Rp40.000/kg, cabe merah besar Rp40.000/kg, cabe rawit merah Rp20.000/kg, bawang merah Rp20.000/kg, dan bawang putih Rp35.000/kg.

Di ritel modern, Dody memantau kesesuaikan harga bapok dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan. Sementara, jumlah stok beras di gudang Bulog NTT tercatat sebesar 33,38 ribu ton. Jumlah tersebut cukup untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru mendatang, bahkan untuk kebutuhan Provinsi NTT selama 9 bulan ke depan ditambah stok beras dari CV Sumber Cipta.

Selain memantau harga dan pasokan bapok, Dirjen Dody juga memimpin Rapat Koordinasi Daerah (rakorda). Rakorda dihadiri Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi NTT Nasir Abdullah dan perwakilan dinas yang membidangi perdagangan dari seluruh kabupaten/kota di provinsi NTT. Selain itu, hadir pula Tim Pengendali Inflasi Daerah, perwakilan satgas pangan, perwakilan Bulog, serta pelaku usaha bapok.

"Menjelang Natal dan Tahun Baru, biasanya terjadi peningkatan permintaan bapok, yang dapat berdampak pada kenaikan harga. Untuk itu, perlu dilakukan langkah antisipasi khususnya di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya merayakan Natal serta daerah penyumbang inflasi tinggi. Salah satunya adalah dengan meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah," ujar Dody.

Pada rakorda ini, Dody mengimbau pemerintah daerah bersiap menghadapi potensi kenaikan permintaan bapok serta mencermati kondisi cuaca kemarau panjang. Hal ini dilakukan dengan memantau dan melaporkan perkembangan harga harian bapok, khususnya beras secara intensif di pasar pantauan.

Berikutnya, pemerintah daerah diiimbau untuk memantau dan melaporkan hambatan distribusi bapok, seperti kerusakan jalan atau hambatan lain yang dapat mengganggu kelancaran distribusi. Pemerintah daerah juga diimbau untuk memantau dan melaporkan jumlah stok bapok yang dimiliki pedagang di pasar pantauan guna mengetahui perkiraan kebutuhan stok harian barang kebutuhan pokok di pasar.

"Selain itu, Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah koordinatif untuk menstabilkan harga bila terjadi kenaikan harga yang di luar kewajaran," kata Dody.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: