Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

GCI 2019 Huawei Laporkan Konektivitas Cerdas Jadi Katalisator Pertumbuhan PDB

GCI 2019 Huawei Laporkan Konektivitas Cerdas Jadi Katalisator Pertumbuhan PDB Kredit Foto: Huawei
Warta Ekonomi, Jakarta -

Intelligent Connectivity atau Konektivitas Cerdas yang dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) terbukti memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi digital. Hal itu seduai dengan laopran Global Connectivity Index (GCI) 2019 yang diterbitkan oleh Huawei.

Dilaporkan, negara-negara dengan skor GCI lebih tinggi dari 65 dan giat dalam berinvestasi di area Konektivitas Cerdas dilaporkan mengalami peningkatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dengan rata-rata peningkatan sebesar lebih dari 1 persen. Menurut laporan itu juga, kesukesan di era kecerdasan saat ini ditentukan oleh kemampuan pelaku industri dalam menjalin kerja sama kolaboratif dalam skala global.

Baca Juga: Mau Saingi Huawei, Samsung, dkk, Oppo Ambil Langkah Besar!

Memasuki tahun keenam sejak pertama kali diterbitkan, GCI 2019 menyoroti peran teknologi AI sebagai salah satu dari empat pilar untuk terbangunnya sebuah "Konektivitas Cerdas" selain tentunya kualitas ketersediaan Broadband (Pita Lebar), teknologi Cloud, serta Internet of Things (IoT). Keempatnya berpotensi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.

Meningkatnya penerapan AI menstimulus pertumbuhan ekonomi Intelligent Connectivity tidak saja menguntungkan bagi negara-negara maju. GCI 2019 melaporkan bahwa negara manapun, terlepas dari tingkat perkembangan digital mereka, dapat mendayagunakan seluruh potensi dari penerapan teknologi AI oleh industri dan organisasi dalam meningkatkan PDB negara.

Bahkan, negara-negara maju, seperti Jepang dan Amerika Serikat yang sudah memiliki infrastruktur TIK yang mapan saja baru akan menuai potensi-potensi yang dihasilkan dari penerapan teknologi AI di negara mereka masing-masing. Di sisi lain, negara-negara pengadopsi dan pemula, seperti Tiongkok, Malaysia, India, Filipina, dan Spanyol, saat ini tengah gencar dalam memacu pengembangan infrastruktur AI.

GCI 2019 juga melaporkan temuan bahwa kolaborasi global antarnegara, baik oleh negara-negara pemula maupun pengadopsi, dapat merangsang pertumbuhan ekonomi yang kian pesat. Terbangunnya Konektivitas Cerdas ditentukan pula bagaimana ekosistem global berkembang. GCI 2019 menyampaikan perlu dijalinnya kolaborasi yang erat antarberbagai elemen, dari pengambil keputusan, ilmuwan data, pengoleksi data, perusahaan-perusahaan TIK, hingga pengguna akhir, agar bisa bersama-sama mendobrak hambatan-hambatan di tingkat organisasi dalam upaya mendukung dihadirkannya bisnis secara lebih cepat

"Peleburan teknologi-teknologi masa kini, seperti 5G, AI, dan cloud, menjadi kunci yang membawa sebuah definisi baru terhadap dikembangkannya sebuah konektivitas," kata Kevin Zhang, CMO Huawei ICT Infrastructure, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Kevin melanjutkan, terbangunnya Konektivitas Cerdas turut memacu laju pertumbuhan ekonomi digital. Maka dari itu, dibutuhkan peran pemerintah maupun pemimpin-pemimpin industri untuk membuka diri terhadap kehadiran teknologi baru, memprioritaskan dituntaskannya transformasi digital di level nasional, serta mampu mengambil seluruh manfaat secara optimal dari setiap kolaborasi global.

"Kami yakin bahwa terbangunnya sebuah Konektivitas Cerdas mampu menjadi solusi atas beragam permasalahan nyata yang dialami oleh masyarakat global selama ini, seperti perubahan iklim dan ketimpangan ekonomi. Huawei berkomitmen untuk terus dapat menciptakan teknologi, aplikasi, keahlian kami, serta Konektivitas Cerdas yang kami hadirkan dapat membawa manfaat bagi seluruh umat manusia, di rumah tangga, maupun bagi organisasi-organisasi," pungkas Kevin.

GCI hadir untuk memberikan wawasan agar dapat diterapkan oleh para pengampu kebijakan yang mendukung kesuksesan dalam pembangunan ekonomi digital dunia. Sebanyak 79 negara yang dinilai dalam GCI 2019 berkontribusi terhadap 95 persen perolehan PDB global dan 84 persen populasi dunia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: