Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PWI & Panitia Gandeng Kemenhub Gelar HPN di Bandara Baru Kalsel

PWI & Panitia Gandeng Kemenhub Gelar HPN di Bandara Baru Kalsel Kredit Foto: Panitian HPN 2020
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2020 menemui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari, menyampaikan rencana PWI menggandeng Kemenhub pada penyelenggaraan HPN 2020. "Kami ingin berkolaborasi dengan Kemenhub berkaitan dengan Hari Pers Nasional nanti di Banjarmasin," kata Atal.

Baca Juga: Rosiana Silalahi Dapat Posisi Terhormat di PWI

Menurut PWI, Kemenhub selalu terlibat dalam setiap penyelenggaraan HPN. "Kami PWI dalam kegiatan HPN bertugas menjembatani kebutuhan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai tuan rumah dengan kementerian," kata Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat, Nurjaman Mochtar.

Terkait penyelanggaraan HPN di Banjarmasin, Nurjaman mengatakan, PWI telah berdiskusi dengan Pemprov Kalimantan Selatan. Pemprov Kalsel menyodorkan tiga permintaan, yakni industrialisasi, pariwisata, dan pelabuhan. Industrialisasi dan pariwisata di provinsi itu sangat tergantung pada infrastruktur pelabuhan.

Kalsel ingin memiliki pelabuhan internasional yang bisa bersaing dengan Singapura. "Mereka ingin bisa jadi pelabuhan gerbang Indonesia, apalagi kalau ibu kota negara pindah (ke Kalimantan Timur)," kata Nurjaman.

Soal pelabuhan, menurut Budi, bukan hal mudah. Sebab, berbagai pelabuhan yang digadang-gadang mampu menyaingi Singapura justru tak seperti yang diharapkan. "Banyak orang kita yang masih berpihak ke Singapura. Batam dibunuh, Kuala Tanjung (di Sumatera Utara) dibunuh, Tanjung Priok juga dibunuh," katanya.

Menteri yang akrab disapa BKS itu setuju dengan ide memperkuat infrastuktur di daerah penyangga ibu kota baru. "Kalau bicara pelabuhan mungkin hanya bisa ngomong, tetapi bahwa jadi penyangga ibu kota negara, boleh," kata BKS.

BKS merespons dengan menyatakan bahwa industri di Kalsel mampu menghadirkan nilai tambah. Dulu Kalsel punya sumber daya alam kayu dan sekarang punya batu bara. Sayangnya, tidak ada industri yang punya nilai tambah. Seharusnya ada nilai tambah yang bisa diusahakan.

"Batu bara bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Jadi, bisa menyuplai ke mana-mana, kita tahu konglomerat batu bara dari sana semua," kata BKS.

BKS justru menunjukkan antusiasme terkait pariwisata. Namun, anggaran untuk pengembangan pariwisata masih terbatas sehingga Presiden Joko Widodo menempuh jurus lain, yakni mengembangkan daerah wisata lain, Bali baru.

BKS menawarkan peresmian terminal baru Bandara Syamsudin Noor di Kalsel dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata dan HPN 2020. Ia malah punya ide mengundurkan peresmian bandara baru di Kalsel agar bertepatan dengan HPN.

"Kalau perlu, kami undur saja peresmian terminal baru Bandara Syamsudin Noor di Kalsel hingga bertepatan dengan kegiatan Hari Pers Nasional. Libatkan milenial, tunjukkan kearifan lokal, dan pariwisatanya saat peresmian bandara baru tersebut. Kalau soal kegiatan di bandara saya support maksimal,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: