Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Dituding Coba Ikut Campur Pemilu Taiwan

China Dituding Coba Ikut Campur Pemilu Taiwan Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Taipei -

Pemilihan umum di Taiwan dihantam tuduhan baru. Beijing dituduh mencoba ikut campur dalam politik pulau itu. Pembelot China yang media Australia sebut bernama Wang Liqiang memberikan pernyataan tersumpah kepada Organisasi Keamanan Intelijen Australia (ASIO). Ia membeberkan upaya Beijing memengaruhi politik Taiwan, Hong Kong, dan Australia.

Wang mengatakan secara khusus ia mengarahkan media memperhatikan sisi positif politisi-politisi Taiwan tertentu. Termasuk lawan dari Presiden Tsai Ing-Wen, yakni Han Kou-yu yang berasal dari Partai Kuomintang. Han pernah mengatakan ia akan keluar dari pemilihan. Jika ada bukti ia mendapatkan uang dari Partai Komunis China.

Baca Juga: Pemilu Dewan Distrik Hong Kong Jadi 'Ujian' untuk Carrie Lam

Dalam pernyataannya China mengatakan Wang telah didakwa sebagai penipu. Ia melakukan perjalanan keluar negeri dengan dokumen palsu. Taiwan yang diklaim sebagai salah satu wilayah China telah waspada dengan upaya Beijing untuk memengaruhi pemilihan presiden dan legislatif pada 11 Januari mendatang. Baik dengan kampanye informasi palsu atau intimidasi militer.

"Salah satu pekerjaan penting kami di Taiwan; menginflintrasi media, kuil dan organisasi akar rumput," kata Wang melalui penerjemah dalam wawancara di stasiun televisi Channel 9 dikutip Reuters, Senin (25/11).

Kabar tentang apa yang China lakukan di Taiwan dengan cepat mendapat reaksi kuat dari Han dan partainya serta Tsai dan Partai Democratic Progressive Party (DPP). DPP mendukung kemerdekaan Taiwan dari Beijing. Berbicara dalam kampanye di timur Taiwan, Tsai mengatakan 'bayangan China semakin lama semakin jelas'. Ia menambahkan Taiwan tidak boleh membiarkan China menghancurkan nilai-nilai demokrasi.

Deputi Menteri Luar Negeri Taiwan Szu-chien Hsu mengatakan Taiwan menghadapi 'sejumlah' ancaman dari China. "(Presiden China) Xi Jinping akan mengganggu kami dan merusak kredibilitas kami dan menurunkan kepercayaan warga ke pemerintah," katanya dalam stasiun televisi Channel 9.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: