Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Resesi?

Apa Itu Resesi? Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Resesi adalah istilah ekonomi makro yang mengacu pada penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi umum di wilayah yang ditentukan.

Melansir dari Investopedia (25/11/2019), National Bureau of Economic Research (NBER) mendefinisikan resesi sebagai "periode jatuhnya aktivitas ekonomi, tersebar di seluruh ekonomi dan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan".

Baca Juga: Resesi Ekonomi Mengancam Dunia

Resesi biasanya diakui setelah dua kuartal berturut-turut mengalami penurunan ekonomi, sebagaimana tercermin oleh PDB bersama dengan indikator bulanan. Penurunan itu biasanya menyerang lima indikator ekonomi, yakni PDB riil, pendapatan, pekerjaan, manufaktur, dan penjualan ritel.

Lantas, bagaimana caranya mengetahui suatu ekonomi negara tengah berada dalam resesi?

Untuk mengetahui resesi, ada beberapa indikator yang dijadikan pertimbangan. Namun, yang paling penting adalah PDB riil. Guna lebih lengkap dan jelasnya, berikut indikator yang harus diperhatikan jika anda ingin tahu kapan ekonomi suatu negara berada dalam resesi:

- Penghasilan riil mengukur pendapatan pribadi yang disesuaikan dengan inflasi. Pembayaran transfer, seperti Jaminan Sosial dan pembayaran kesejahteraan, juga dihilangkan. Ketika pendapatan riil menurun, itu mengurangi pembelian dan permintaan konsumen.

Baca Juga: Hindari Resesi, OJK Diminta Segera Selesaikan Gagal Bayar Asuransi

- Pekerjaan yang diukur dengan laporan pekerjaan bulanan, beserta analisis statistik pekerjaan saat itu.

- Kesehatan sektor manufaktur, sebagaimana diukur oleh Laporan Produksi Industri.

- Penjualan manufaktur dan grosir-eceran disesuaikan dengan inflasi.

Pada dasarnya, resesi terjadi ketika ada beberapa dari pertumbuhan yang melambat, tetapi masih positif. Seringkali seperempat pertumbuhan negatif akan terjadi, diikuti oleh pertumbuhan positif selama beberapa kuartal, dan kemudian seperempat pertumbuhan negatif.

Resesi sendiri bisa terjadi karena berbagai dinamika global. Salah satunya adalah perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS). Dinamika dunia ini ujung-ujungnya membuat pertumbuhan perdagangan internasional menurun. Sehingga banyak negara yang kinerja perekonomiannya terdampak.

Baca Juga: Morgan Stanley: Perang Dagang AS-China Akan Bawa Dampak Resesi Ekonomi Global

Untuk itu, masyarakat harus mengamankan aset keuangannya ke instrumen yang memiliki risiko rendah. Misalnya, dari investasi di sektor keuangan dialihkan kepada emas batangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: