Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seniman Protes TIM Jadi Komersial, Pembangunan Hotel Mewah Jalan Terus

Seniman Protes TIM Jadi Komersial, Pembangunan Hotel Mewah Jalan Terus Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Darwoto mengatakan pusat kesenian Taman Ismail Marzuki akan menjadi tempat ikonik yang akan menjadi tempat 'instagramable' setelah proses revitalisasi selesai dilakukan.

Baca Juga: Jakarta di bawah Anies: Warga Pulogadung Kena Relokasi

"Kalau ada yang bilang TIM akan hilang, itu kurang tepat. TIM akan menjadi ikon, ini akan menjadi sangat instagramable kedua setelah Velodrome," kata Dwi saat ditemui di kantornya di Thamrin City, Senin.

Lebih lanjut Dwi mengatakan selain mengedepankan konsep ramah lingkungan, Jakpro juga tidak akan menghilangkan area- area yang saat ini sudah ada atau kawasan eksisting.

"Bahkan toko buku Pak Yos tidak akan kita gusur, kita moderenisasikan. Kita sudah ketemu beliau, beliau sangat senang sekali," kata Dwi.

Meski nantinya akan menjadi tempat yang ikonik dan modern, Dwi mengatakan pihaknya akan berkolaborasi dengan para seniman sehingga biaya yang dikeluarkan dapat disesuaikan.

"Pasti banyak yang mikir, tarifnya untuk pentas akan jadi lebih mahal. Saya tahu makannya itulah yang harus didiskusikan. Ini adalah bentuk nyata memberdayakan kesenian," kata Dwi.

Pembangunan revitalisasi TIM yang dikerjakan oleh Jakpro dan masuk ke dalam kegiatan strategis daerah DKI diketahui menggunakan anggaran sebesar Rp 1,8 triliun.

Oleh karena itu, Jakpro menghadirkan hotel berbintang lima yang nantinya dinamakan Wisma TIM yang menurut Dwi dapat menjadi pondasi bagi pemasukan tetap dalam mengembalikan modal APBD yang digunakan untuk revitalisasi.

Diketahui para seniman TIM menolak adanya pembangunan hotel dalam revitalisasi kawasan pusat kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang akan dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

"Kami bukannya menolak revitalisasi TIM, yang kami tolak pembangunan hotelnya. Itu kan tidak sesuai dengan citra TIM sebagai art center," kata salah satu seniman TIM Arie F Batubara saat dihubungi.

Para seniman TIM menilai dengan adanya hotel yang direncanakan berbintang lima itu maka lambat laun orientasi kawasan budaya akan tergerus menjadi kawasan komersial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: