Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Sehat, Greenpeace Kritik Proyek Pembangunan PLTU Korsel

Gak Sehat, Greenpeace Kritik Proyek Pembangunan PLTU Korsel Kredit Foto: PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Greenpeace mengkritik pendanaan Korea Selatan (Korsel) untuk pembangunan 10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia, yang polusi udaranya diproyeksikan mampu memicu kematian dini hingga 151.000 jiwa dalam 30 tahun ke depan.

Baca Juga: Sambangi Korsel, Ini Rencana Kunker Mendag di Negeri Ginseng

Campaigner Greenpeace East Asia Seoul Office Minwoo Son mengatakan saat pertemuan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) di Incheon pada 2018, Pemerintah Korsel memang mengatakan akan berbuat lebih banyak untuk memitigasi dan melakukan aksi mengatasi dampak perubahan iklim.

Namun demikian, menurut Minwoo, apa yang mereka lakukan sebenarnya berlawanan, seperti contohnya masih melakukan investasi besar di luar negeri untuk proyek batubara, termasuk di Indonesia.

Pemerintah Korsel memang menyatakan akan meningkatkan hingga 35 persen penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di 2040. Bersamaan dengan itu mereka akan mengurangi jumlah PLTU batubara yang beroperasi di sana dari 45 persen total keseluruhan ke sekitar 20 persen saja.

Namun demikian mereka tidak pernah menyebutkan bagaimana kebijakan pengurangan emisi GRK itu untuk diterapkan di luar negeri.

Laporan baru yang dirilis oleh Greenpeace Asia Timur dari kantor Seoul menyebutkan pendanaan Korsel untuk pembangkit batubara di luar negeri yang sangat berpolusi diproyeksikan dapat menyebabkan 47.000 hingga 151.000 total kematian dini selama 30 tahun di negara-negara seperti Vietnam, Indonesia dan Bangladesh.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: