Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serupa dengan Asma, Kenali Gejala Paru Obstruktif Kronis Mematikan dan Cara Hindarinya

Serupa dengan Asma, Kenali Gejala Paru Obstruktif Kronis Mematikan dan Cara Hindarinya Kredit Foto: Shutterstock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sekira 9,2 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Penyakit ini menyerupai asma dan mengganggu sistem pernapasan seseorang.

Meski terlihat sederhana, namun Penyakit Paru Obstruktif Kronis menjadi penyebab kematian nomor empat di dunia dengan tiga juta kasus kematian setiap tahunnya. Lebih mengerikannya lagi PPOK merupakan penyakit seumur hidup yang artinya tidak bisa disembuhkan dalam dunia medis.

Hal ini diungkapkan oleh Spesialis Paru, Prof. Dr. dr. Faisal Yunus, Sp.P(K) FCCP. Menurutnya PPOK atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) penyakit yang rata-rata menyerang usia tua dan sifatnya akan terus memburuk dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Viral Video Paru-Paru Pasien Mati Otak, Ngeliatnya Bikin Merinding!

“PPOK ini lebih mirip seperti asma. Hanya saja dialami oleh orang di usia tua. PPOK tidak bisa sembuh dan sifatnya akan terus memburuk secara lambat,” terang Prof. Yunus, dalam acara Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) 2019, Selasa (26/11/2019).  

Pada kesempatan yang sama, Prof. Yunus pun menjelaskan gejala-gejala yang dialami oleh para penderita PPOK. Gejalanya menyerupai asma, dan kian bertambah buruk seiring dengan berjalannya waktu. Bahkan pada tahap tertentu bisa menyebabkan kecacatan.

“Gejalanya adalah batuk-batuk yang berlendir, napas pendek dan sesak napas, serta cepat lelah terutama saat melakukan aktivitas. Jika dibiarkan terus menerus, maka penyakit ini bisa menimbulkan kecacatan bagi para penderitanya,” lanjutnya.

Tentunya penyakit ini bisa dihindari sejak dini dengan perilaku gaya hidup sehat. Salah satunya adalah dengan menghilangkan kebiasaan merokok. Selain itu mengurangi paparan asap dan zat karsinogenik juga bisa mencegah terjadi potensinya PPOK.

“Hindari menghirup gas dan partikel berbahaya seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, asap pabrik, asap memasak di dapur, asap pembakaran serta asap pembakaran hutan,” tuntasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: