Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Tolak Pasok F-35, Erdogan: Turki Sedang Produksi Jet Tempur Sendiri

AS Tolak Pasok F-35, Erdogan: Turki Sedang Produksi Jet Tempur Sendiri Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Ankara -

Turki sedang membuat jet tempur sendiri yang siap terbang dalam lima hingga enam tahun ke depan. Hal itu disampaikan Presiden Recep Tayyip Erdogan ketika Amerika Serikat (AS) menolak memasok jet tempur siluman F-35 karena Ankara membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.

Erdogan mengatakan Turki akan berinvestasi dalam fasilitas yang memungkinkan charging dan filling detonator yang diproduksi oleh jet tempur F-16 dan kendaraan udara tak berawak (UAV) bersenjata atau drone.

Baca Juga: AS Desak Batalkan Beli Rudal S-400, Turki Tetap Lakukan Uji Coba

Pengumuman itu muncul ketika kepala eksportir senjata negara Rusia Rosoboronexport, Alexander Mikheev, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita RIA yang diterbitkan pada hari Selasa bahwa Moksow berharap bisa menyegel kesepakatan untuk memasok S-400 lebih banyak ke Turki pada paruh pertama tahun berikutnya.

Langkah semacam itu dapat memperburuk hubungan antara Turki dan AS. Washington saat ini telah menangguhkan Ankara dari keangotaan program konsorsium bersama jet tempur siluman F-35, di mana Ankara adalah produsen suku cadang dan pembeli. Tindakan Washington itu sebagai hukuman karena Ankara nekat membeli S-400 awal tahun ini.

Washington juga telah memperingatkan kemungkinan penjatuhan sanksi oleh AS, tapi langkah itu belum diberlakukan. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada pekan lalu mengatakan Ankara harus menyingkirkan S-400 yang telah dibeli, namun Erdogan menolaknya.

Mikheev mengatakan dalam sebuah wawancara dengan RIA bahwa Moskow dan Ankara secara aktif membahas pengiriman lebih banyak sistem pertahanan rudal S-400 dengan pembicaraan yang berfokus pada masalah keuangan.

"Kami berharap bahwa pada paruh pertama 2020 kami akan menandatangani dokumen kontrak," tulis RIA mengutip Mikheev. “Tetapi saya ingin menekankan bahwa kerja sama teknis militer dengan Turki tidak terbatas pada pasokan S-400. Kami punya rencana besar ke depan," lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Rabu (27/11/2019).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: