Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di China, BASF Jerman Luncurkan Mega Proyek US$10 Miliar

Di China, BASF Jerman Luncurkan Mega Proyek US$10 Miliar Kredit Foto: Reuters/Ralph Orlowski
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen bahan kimia terbesar di dunia, Badische Anilin- und Soda-Fabrik (BASF), memulai pembangunan mega proyek petrokimia di Provinsi Guangdong, China Selatan, Sabtu (23/11/2019). Proyek ini menelan biaya US$10 miliar. Sebuah investasi terbesar dalam 154 tahun sejarah perusahaan Jerman.

Menurut Xinhuanet, proyek Verbund yang berbasis di Zhanjiang akan menjadi kompleks industri kimia berat pertama China yang didanai sepenuhnya oleh perusahaan asing. Kerangka perjanjiannya disahkan pada Januari.

Baca Juga: BASF Indonesia Matangkan Persiapan Menuju Transformasi Digital

"Kami senang melihat proyek mega-investasi kami di China mengalami kemajuan. Kami bertekad untuk mendukung pelanggan kami di China Selatan dalam mendorong pertumbuhan dengan produk-produk inovatif dan berkelanjutan," ujar Ketua Dewan Direktur Eksekutif di BASF SE Martin Brudermüller, dikutip RT, Senin (25/11/2019).

Menurutnya, situs Verbund akan menjadi role model untuk produksi berkelanjutan yang berkontribusi pada pengembangan ekonomi sirkuler di Cina. Produk yang akan dihasilkan antara lain plastik rekayasa dan termoplastik poliuretan (TPU), dan produk petrokimia yang banyak digunakan dalam otomotif, elektronik, dan industri kendaraan energi baru.

Fase pertama proyek akan diluncurkan pada 2022. Kapasitas produksi 60.000 ton per tahun. Seluruh proyek direncanakan selesai pada 2030.

Verbund akan menjadi situs BASF terbesar ketiga di dunia menyusul Ludwigshafen di Jerman dan Antwerpen di Belgia. Perusahaan ini berharap China, pasar terbesar di dunia bagi produk-produk kimia, menyediakan 50 persen permintaan kimia global pada 2030. Saat ini baru 40 persen.

"Proyek tersebut akan membentuk fondasi yang kuat untuk klaster industri kelas dunia di Zhanjiang serta membangun hubungan bisnis yang lebih kuat antara China Selatan dan negara-negara Asia lain," kata Stephan Kothrade, pejabat regional BASF di China.

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan, proyek ini merupakan sinyal yang menunjukkan bahwa China mulai membuka diri.  

Sementara, menurut Sekretaris Komite Partai Komunis China Cabang Zhanjiang, Zheng Renhao, proyek BASF telah menunjukkan kemampuan China membangun klaster industri dengan menarik sejumlah besar perusahaan hulu hingga hilir ke wilayah Zhanjiang.

BASF telah terlibat dalam pasar China selama bertahun-tahun. Tahun lalu, perusahaan ini menjual produk bernilai lebih dari €7,3 miliar atau setara US$8 miliar kepada pelanggan di China. Di negara ini BASF memiliki lebih dari 9.000 karyawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: