Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Mau Tunduk pada AS, Turki Tegas S-400 Rusia Penting untuk Terapkan...

Gak Mau Tunduk pada AS, Turki Tegas S-400 Rusia Penting untuk Terapkan... Kredit Foto: Foto/Kementerian Pertahanan Nasional Turki
Warta Ekonomi, Ankara -

Turki akan terus bernegosiasi dengan Washington, tetapi tidak akan tunduk pada tekanan Amerika Serikat (AS) atas penggunaan sistem pertahanan udara S-400 Rusia yang sangat penting untuk kemampuan pertahanan Ankara. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.

"Kami mengusulkan ke AS untuk membentuk kelompok kerja yang dipimpin oleh NATO, tetapi AS menolak tawaran kami," kata Cavusoglu, seperti dikutip Sputnik dari surat kabar Turki Daily Sabah, Rabu (27/11/2019).

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam konferensi persnya menyebut uji coba Turki terhadap sistem rudal dan radar anti-pesawat S-400 "mengkhawatirkan".

Baca Juga: Turki Lakukan Tes Radar S-400, Pompeo: Ini Mengkhawatirkan

AS berulangkali mengungkapkan keberatannya atas pembelian sistem pertahanan buatan Rusia oleh Ankara, dengan mengatakan bahwa sistem senjata itu tidak sesuai dengan standar keamanan NATO.

Ankara menegaskan bahwa sistem S-400 tidak akan menimbulkan ancaman terhadap aliansi dan menolak tekanan AS untuk membatalkan pesanan.

"Kami memiliki pendapat yang berbeda tetapi kami dapat terus berbicara," kata Cavusoglu.

Artikel itu mencatat bahwa keputusan Ankara untuk membeli sistem S-400 adalah langkah penting setelah negosiasi yang berlarut-larut untuk membeli sistem pertahanan udara dari Washington runtuh.

Rusia dan Turki awalnya menandatangani kesepakatan USD2,5 miliar untuk pengiriman empat baterai S-400 pada Desember 2017.

Baca Juga: Tidak Cocok, Turki Tak Integrasikan S-400 dalam Sistem NATO

Kesepakatan untuk resimen kedua sistem rudal S-400 diperkirakan akan ditandatangani pada 2020, kata Direktur Jenderal Rosoboronexport Rusia Alexander Mikheev.

Pengiriman S-400, yang telah memicu krisis dalam hubungan Turki dengan AS, dimulai pada pertengahan Juli.

Menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sistem tersebut diharapkan akan beroperasi penuh pada April 2020.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: