Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eks Perdana Menteri Jepang Wafat di Usia 101 Tahun

Eks Perdana Menteri Jepang Wafat di Usia 101 Tahun Kredit Foto: Republika
Warta Ekonomi, Tokyo -

Mantan perdana menteri jepang Yasuhiro Nakasone meninggal dunia pada hari ini, Jumat (29/11). Nakasone wafat dalam usia 101 tahun. Dilansir laman Japan Times, mengutip pernyataan pejabat Partai Demokrat Liberal (LDP), Nakasone meninggal Jumat (29/11) pagi di sebuah rumah sakit di Tokyo.

Nakasone menjabat sebagai perdana menteri Jepang dari tahun 1982 hingga 1987. Karir Nakasone di kancah dunia antara lain ditandai dengan keakrabannya dengan Presiden AS Ronald Reagan serta perseteruan dengan birokrat di negerinya sendiri dalam menjalankan reformasi, yang berdampak pada banyak kalangan.

Baca Juga: Tuai Kritik, Kaisar Jepang Telan Rp259 Miliar Habiskan Satu Malam Bersama Dewi

Selama masa jabatannya sebagai perdana menteri Nakasone mampu mengangkat profil Jepang di dunia. Tetapi, Nakasone gagal memenuhi impiannya untuk merevisi rancangan undang-undang rancangan Amerika Serikat dan memperjelas status militer serta untuk meningkatkan peranannya di tingkat internasional.

“Merevisi Konstitusi membutuhkan waktu. Saya menekankan kepada publik bahwa itu perlu, tapi tidak mungkin untuk memulai revisi dengan cepat,” kata Nakasone yang berbicara langsung dalam sebuah wawancara pada bulan Januari 2010.

Nakasone juga melanggar aturan tidak tertulis untuk membatasi anggaran pertahanan tahunan menjadi 1 persen dari produk nasional bruto. Pada tahun 1983, ia menjadi perdana menteri Jepang pertama yang secara resmi mengunjungi Korea Selatan. Ia berupaya memperbaiki hubungan dengan negara yang pernah dijajah Jepang antara tahun 1910 dan 1945.

Nakasone, mantan letnan di Angkatan Laut Imperial Jepang yang kehilangan adik laki-lakinya dalam Perang Dunia II, membuat marah negara-negara Asia ketika ia melakukan kunjungan resmi ke kuil Yasukuni Tokyo, di mana penjahat perang dihukum dihormati bersama perang bangsa yang tewas, pada peringatan 40 tahun penyerahan Jepang. Dia memutuskan untuk tidak mengulangi ziarah setelah itu memicu kerusuhan di China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: