Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappebti dan PT Kliring Berjangka Indonesia Dorong Pemanfaatan SRG

Bappebti dan PT Kliring Berjangka Indonesia Dorong Pemanfaatan SRG Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski dikenal sebagai negara agraris, kesejahteraan para petani Indonesia belum juga dalam tingkatan yang baik. Faktor keberadaan tengkulak, faktor alam, sertra rendahnya harga komoditas saat panen menjadikan para petani tidak dapat menikmat hasil yang maksimal.

Sebetulnya, Pemerintah telah berupaya serius untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengeluarkan regulasi UU No.9 Tahun 2006 tentang Resi Gudang dan perubahannya di UU No.9 Tahun 2011. Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan instrumen perdagangan maupun keuangan yang memungkinkan komoditas yang disimpan dalam gudang memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan tanpa diperlukan jaminan lainnya sehingga dapat meningkatkan kredit/pembiayaan kepada petani, poktan, gapoktan, koperasi, dan pelaku UMKM.

Baca Juga: Kemendag Perkuat SRG dan Optimalkan Kegunaannya untuk Jaga Pasokan

SRG juga diterapkan untuk menyimpan hasil pertanian pada saat harga jual jatuh (tunda jual) sehingga dapat menjaga kestabilan harga/inflasi. Dalam pelaksanaannya, SRG  tidak bisa dipisahkan dalam ketersediaan dan fluktuasi harga pangan. Dengan SRG, para petani menjadi tahu bagaimana mengelola produknya saat terjadi panen raya. Selain itu, petani dapat menunda penjualanya saat harga jatuh, serta kemudian menjualnya pada saat haga naik.

Resi Gudang adalah dokumen surat berharga yang ditatausahakan di Pusat Registrasi (Pusreg) Resi Gudang. Untuk saat ini, satu-satunya Pusat Registrasi Resi Gudang adalah di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI (Persero).

Perusahaan BUMN pelat merah tersebut mendapatkan izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) sebagai Pusat Registrasi yang memiliki fungsi pencatatan, penyimpanan, pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan serta penyediaan sistem, dan jaringan informasi Resi Gudang dan Derivatif Resi Gudang.

"Sistem Resi Gudang memiliki peran lebih dari sekadar instrumen tunda jual dan pembiayaan. Pemanfaatan SRG yang optimal dapat menawarkan sejumlah manfaat bak bagi Pemerintah, sektor swasta/industri, dan masyarakat," kata Kepala Bappepti, Tjahya Widayanti, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (29/11/2019).

Lanjutnya, SRG diharapkan dapat menjadi instrumen dalam menjaga kestabilan harga komoditas, mendukung tata niaga komoditas, dan pemenuhan komoditas pangan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau di tingkat masyarakat. Selain itu, dengan adanya Sistem Informasi pada SRG, ketersediaan data dan sebaran stok cadangan komoditas menjadi akurat dan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah di dalam menentukan kebijakan pengendalian ketersediaan dan kelancaran distribusi komoditas pangan sehingga tingkat inflasi dapat ditekan. 

Sementara, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi, mengatakan bahwa belum semua lapisan masyarakat mengetahui dan memanfaatkan instrumen ini. Padahal, lanjutnya, manfaatnya sangat besar bagi petani dan pemilik komoditas.

"Ke depan, kami secara konsisten terus melakukan sosialisasi tentang Resi Gudang ini ke beberapa wilayah di Indonesia. Untuk saat ini, kami sudah melakukan di beberapa wilayah di Indonesia," kata Fajar.

Tjahja Widayanti kembali melanjutkan bahwa berdasarkan evaluasi Bappebti, sejauh ini implementasi dan pemanfaatan SRG sebagian besar masih sebatas untuk instrumen tunda jual dan sebagai instrumen pembiayaan bagi para pelaku sektor pertanian. Perlu dilakukan terobosan dan inovasi kebijakan yang mampu menjadi penggerak dalam mengoptimalkan pemanfaatan SRG yang lebih luas lagi seperti untuk manajemen stok dan mendukung kegiatan ekspor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: