Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selain Satelit, Penerapan 5G Bisa Dilakukan dengan Teknologi Ini

Selain Satelit, Penerapan 5G Bisa Dilakukan dengan Teknologi Ini Kredit Foto: Bernadinus Adi Pramudita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penerapan teknologi generasi kelima sedang marak digencarkan di seluruh dunia. Salah satu penerapannya yakni dengan menggunakan satelit.

Selain menggunakan satelit, ada teknologi alternatif lain yang dapat digunakan untuk menerapkan 5G. Teknologi tersebut disebut sebagai High Altitude Platform Stations (HAPS). Kehadiran teknologi HAPS selain mampu menjadi solusi alternatif, juga bisa menjadi disruptor bagi teknologi yang ada sekarang.

Baca Juga: Sudah Masuki Dunia 5G, Ini Tantangan yang Dihadapi Indonesia

"Jadi ada 2 ya, ada teknologi satelit dan kedua teknologi HAPS. Itu teknolgi yang kemungkinan mendisturb teknologi mainstream yang ada saat ini," ujar Dewan Anggota ATSI, Arief Musta'in, pada Telco Outlook 2020 di Aston Simatupang, Senin (2/12/2019).

Apa yang dimasksud dengan HAPS sendiri menurut Arief berbentuk seperti pesawat nirawak atau drone. Pesawat nirawak tersebut berlaku sebagai Base Transceiver Station (BTS) yang beroperasi di low earth orbit (LEO). Adanya teknologi HAPS tersebut memungkinkan koneksi dilakukan tanpa melalui menara BTS yang ada di darat. Menurut Arief, teknologi tersebut akan menghilangkan traffic yang diterima operator ketika melakukan koneksi melalui menara BTS.

"Kemudian handphone ini sudah tidak lagi lewat BTS, tapi langsung ke atas. Kebayang, kan? Jadi operator itu tidak usah ada traffic lagi," katanya.

Meski berbentuk drone, ukurannya pun cukup besar. Arief menjelaskan, rentang sayapnya mampu mencapai lebar 10 meter. Kecanggihan teknologi HAPS sulit diragukan. Terlebih, operasinya menggunakan daya yang dihasilkan dari sinar matahari atau solar cell.

"Gunanya sayapnya besar itu untuk solar cell. Jadi, dia hidupnya dengan solar cell. Sekarang yang sudah diujicoba 30 hari baterainya habis dia turun dulu, gantian yang satunya naik," katanya.

Menurutnya, di beberapa negara, teknologi ini sedang diuji coba. Di Indonesia sendiri baru akan menjajaki beberapa drone yang akan datang.

"Kita belum bisa sebut negaranya. Tapi memang ini pemain global yang juga akan mengajak kita," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: