Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terima Suntikan Dana Baru, Induk Perusahaan Kredivo Punya Target Ambisius!!

Terima Suntikan Dana Baru, Induk Perusahaan Kredivo Punya Target Ambisius!! Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Bogor -

Induk perusahaan Kredivo, FinAccel, menerima suntikan US$90 juta (sekitar Rp1,3 triliun) dalam putaran baru pendanaan Seri C, dipimpin oleh perusahaan patungan Naver dan Mirae Asset: Asia Growth Fund, serta Square Peg.

Singtel Innov8, TMI (Telkomsel Indonesia), Cathay Innovation, Kejora-InterVest, Mirae Asset Securities, Reinventure, dan DST Partners juga berpartisipasi dalam putaran itu, menurut keterangan resmi perusahaan.

"Kami telah mengumpulkan lebih dari US$200 juta dalam utang dan ekuitas tahun ini, menghimpun total US$140 juta dalam ekuitas hingga saat ini," kata perusahaan, dikutip dari TechCrunch, Selasa (3/12/2019).

Baca Juga: Gandeng Permata Bank, Kredivo Akan Salurkan Lini Kredit Rp1 Triliun

FinAccel mengoperasikan Kredivo di Tanah Air, memungkinkan pelanggan mengamankan kredit di kisaran Rp1,4 juta hingga Rp31 juta. Jika pelanggan bisa membayarnya secara penuh dalam sebulan, tidak ada bunga. Jika tidak, ada bunga sebesar 2,95%.

Kepala Eksekutif FinAccel, Akshay Garg menambahkan, "kami telah mengumpulkan lebih dari 1 juta pelanggan dan tumbuh 300% setiap tahun."

Opsi pembayaran Kredivo terintegrasi dengan sejumlah perusahaan e-commerce, seperti Lazada dan Shopee. Layanan seperti Kredivo sedang bertumbuh di pasar Asia Tenggara, di mana penetrasi kartu kredit masih rendah.

Gerg bilang, Kredivo melihat berbagai titik data, termasuk jenis model ponsel yang digunakan pelanggan. "Pada dasarnya kami membuat profil pengguna, dari kombinasi operator yang digunakan, akun e-commerce, rekening bank, dan pengguna itu sendiri," katanya.

Baca Juga: Kredivo Klaim Telah Beri Kredit ke 60% Pengguna

Dari situ, Kredivo bisa menilai risiko masing-masing pelanggan yang mengajukan kredit. Hasilnya, perusahaan mengklaim hanya menyetujui sekitar 1/3 dari seluruh permohonan pinjaman yang diterima.

"(Data analisis) membantu kami menentukan faktor risiko dan memutuskan untuk mengeluarkan kredit atau tidak," imbuh Gerg.

FinAccel sudah menerima sekitar 3 juta permintaan hingga saat ini, lalu menyalurkan hampir 30 juta pinjaman. Suntikan dana terbaru akan perusahaan gunakan untuk mengembangkan layanan keuangan, seperti pendidikan berbunga rendah dan pinjaman kesehatan.

Dalam kisaran tiga hingga empat tahun lagi, FinAccel bertujuan menjangkau 10 juta pengguna dan berekspansi ke pasar Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: