Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembukaan Munas X Partai Golkar Dibanjiri Tokoh Nasional

Pembukaan Munas X Partai Golkar Dibanjiri Tokoh Nasional Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Musyawarah Nasional (Munas) X Partai Golongan Karya (Golkar) resmi dibuka Presiden Joko Widodo, Selasa (3/12/2019) malam, di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan. Munas X Partai Golkar yang mengusung tema "Kita Satu Untuk Indonesia" itu akan berlangsung pada 3-6 Desember 2019.

Dalam pembukaan Munas X turut dihadiri sejumlah tokoh di antaranya Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, Muhammad Jusuf Kalla, dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga: Golkar Gelar Munas, KPK: Ketum Partai Tak Boleh Rangkap Jabatan

Ketua Penyelenggaran Munas X Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, mengatakan bahwa Munas merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi Partai Golkar yang dilaksanakan setiap lima tahun. Munas tahun ini akan diikuti 1.557 peserta yang terdiri dari 261 unsur DPP, 238 unsur DPD 1, 1028 unsur DPD II, dan 30 berasal dari unsur hasta karya Partai Golkar.

"Panitia ibarat wasit yang menjaga dan memastikan sebuah pertandingan harus berjalan secara fair dan adil. Dengan begitu, kami berkomitmen untuk mengawal dan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh kader Partai Golkar yang hadir sebagai peserta maupun kandidat tanpa memandang perbedaan individu atau kelompok manapun," kata Melchias dalam sambutannya.

Melchias mengatakan Partai Golkar akan terus berbenah diri dan menyesuaikan dengan keadaan terkini khususnya terkait dengan perkembangan teknologi dan kebangkitan generasi milenial. Ia mengatakan Partai Golkar akan terus mempertegas ideologi di kalangan generasi milenial.

Partai Golkar akan mengembangkan kreativitas dan inovasi yang positif agar mampu membendung arus informasi yang terkadang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti berkembangnya sikap intoleransi konflik horizontal eksklusivisme politik identitas dan ujaran kebencian yang ada di media sosial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: