Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Gerak Cepat Tempel Rusia, Rupanya Ada Perjanjian Kontrol Senjata tapi Kok Ada Perlucutan?

AS Gerak Cepat Tempel Rusia, Rupanya Ada Perjanjian Kontrol Senjata tapi Kok Ada Perlucutan? Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Warta Ekonomi, Washington -

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington kemungkinan akan mengumumkan rencananya tentang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) yang baru dengan Rusia dalam waktu dekat.

Wakil Menteri Negara untuk Urusan Politik David Hale, dalam kesaksian yang dipersiapkan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengatakan AS tidak mengecualikan memperpanjang perjanjian Start. Namun, ia mengatakan, ingin memasukkan serangkaian sistem yang lebih luas seperti klausul terkait senjata nuklir strategis dalam perjanjian itu.

“Kami belum mengesampingkan perpanjangan perjanjian START yang baru, tetapi prioritas kami adalah untuk mempromosikan kontrol senjata yang melampaui batas-batas pendekatan bilateral yang sempit dengan memasukkan negara-negara lain --termasuk China-- dan berbagai senjata yang lebih luas - termasuk senjata nuklir non-strategis," jelasnya sepeti dikutip dari Sputnik, Rabu (4/12/2019).

Baca Juga: Diberi Pilihan, Korut: AS Mau Hadiah Natal Apa?

Pernyataan itu muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan akhir bulan lalu bahwa Moskow telah menyarankan AS untuk memperpanjang perjanjian START yang baru selama lima tahun atau untuk periode yang lebih pendek jika diinginkan.

Ia menunjukkan bahwa memperpanjang perjanjian START yang baru untuk periode yang lebih pendek mungkin tidak akan menjadi sinyal yang optimal, termasuk bagi masyarakat internasional, menunggu konfirmasi meyakinkan dari Moskow dan Washington tentang kepatuhan terhadap pengendalian senjata. Namun hal itu setidaknya lebih baik daripada tidak sama sekali.

Sebelumnya pada bulan November, Ryabkov menekankan bahwa perpanjangan perjanjian START yang baru adalah satu-satunya cara untuk mencegah degradasi total stabilitas strategis dan menghindari erosi kontrol serta mekanisme pembatasan di bidang senjata dan rudal nuklir.

“Kami sangat prihatin dengan situasi sekitar masa depan perjanjian START yang baru, yang berakhir pada Februari 2021. Ini adalah instrumen terakhir yang mengendalikan senjata ofensif strategis kedua negara kami. Kami telah berulang kali menyatakan kesiapan untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kemungkinan perpanjangannya,” tambahnya.

Baca Juga: Anggap Wikipedia Tak Bisa Dipercaya, Vladimir Putin Minta Rusia Lakukan Ini! Mandiri Abis!

Perjanjian START yang baru adalah perjanjian pengendalian senjata terakhir yang masih berlaku yang berlaku antara Moskow dan Washington setelah runtuhnya Perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF).

Ditandatangani pada 2010, pakta tersebut menetapkan bahwa jumlah peluncur rudal nuklir strategis harus dikurangi menjadi setengahnya, sehingga membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan menjadi 1.550. Perjanjian itu akan berakhir pada Februari 2021, dan Washington belum mengumumkan rencana untuk memperpanjang perjanjian itu.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: