Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komentar Masyarakat Filipina soal Badai Kammuri: Gak Apa-apa, Hanya Angin dan Hujan Saja Kok

Komentar Masyarakat Filipina soal Badai Kammuri: Gak Apa-apa, Hanya Angin dan Hujan Saja Kok Kredit Foto: Logo SEA Games 2019
Warta Ekonomi, Manila -

Sejak awal penyelenggaraan SEA Games 2019, Badai Kammuri atau Baday Tysoy menjadi momok yang dikhawatirkan oleh banyak pihak. Pasalnya, terjangan dari badai tersebut ditakutkan akan mengganggu jalannya berbagai pertandingan di SEA Games.

Kendati demikian, bagi masyarakat Filipina sendiri, Badai Kammuri nyatanya mereka anggap hanya bagian dari fenomena alam biasa. Mereka paham bahwa terjangan angin dari Badai Kammuri terbilang kencang, namun itu dinilainya tidak membahayakan.

Bagi masyarakat Filipina, datangnya badai adalah fenomena alam yang sudah biasa terjadi di negara mereka. Maka dari itu mereka tidak kaget lagi. Seorang ibu dari atlet wushu Filipina Yong Umali, menerangkan bahwa Badai Kammuri sendiri sebenarnya selalu datang di bulan Desember.

Baca Juga: KBRI Filipina: Alhamdulillah, Tak Ada Laporan Warga atau Kontingen RI Terimbas Kammuri

"Badai Tysoy (Kammuri) ini sudah biasa dan selalu datang di bulan Desember. Biasanya, angin kencang disertai hujan. Tidak perlu khawatir karena tidak berbahaya. Biasanya badai Tysoy ini paling lama berlangsung dua atau tiga hari," ujar Yong Umali, Rabu (4/12/2019).

Maka dari itu, ia tidak terkejut lagi dengan kejadian yang ada. Begitu pun yang disampaikan oleh pengemudi transportasi online, Ricardo. Ia menjelaskan kalau datangnya Badai Kammuri tidak mengganggu aktifitas masyarakat Filipina.

"Badai Tysoy itu sudah biasa datang di akhir tahun. Anginnya memang sedikit kencang dan disertai hujan, tetapi tidak berpengaruh terhadap kegiatan. Lihat saja semua masyarakat Filipina tetap melakukan aktivitasnya," jelas Ricardo.

Baca Juga: Update Perolehan Medali SEA Games 2019, Badminton Putra Punya Peluang Rebut Emas

Salah seorang volunteer SEA Games yang juga pernah menjadi relawan bencana badai Yolanda pada tahun 2013.

"Tak ada masalah dengan badai Tysoy. Hanya angin dan hujan saja kok. Badai yang datang itu diberi nama sesuai dengan alfabet. Dan, badai yang paling berbahaya itu Badai Yolanda yang menewaskan 5 ribu lebih di daerah Taklabon Civayas tahun 2013,” sebut Dea.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: