Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minta Pesangon Karena Dipecat, Karyawan Huawei Ini Malah Dipenjara! Loh Kok Bisa?

Minta Pesangon Karena Dipecat, Karyawan Huawei Ini Malah Dipenjara! Loh Kok Bisa? Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Surakarta -

Huawei dikecam oleh masyarakat China setelah kabar pemecatan dan penahanan mantan karyawannya menjadi viral. Parahnya, mantan pegawai itu telah bekerja selama 13 tahun di Huawei.

Perlakuan perusahaan terhadap Li Hongyuan menjadi buah bibir di media sosial serupa Twitter, yakni Weibo, dalam beberapa hari terakhir.

Padahal, produsen China itu sudah mendapat dukungan patriotik sejak diboikot oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS). "Kali ini, Huawei kehilangan banyak dukungan," tulis Pemimpin Redaksi Tabloid Negara berpengaruh di China, Global Times, dikutip Rabu (4/12/2019).

Baca Juga: Bukan Bukti Kekalahan, Mundurnya Bos Xiaomi Justru Jadi Ancaman! Huawei Siap Kalah Telak?

Baca Juga: Huawei, Riwayatmu Kini... Ditekan Pemerintahan Trump dan Terjegal Kasus Kepegawaian

Kasus Li timbul ke publik pada akhir November, saat dokumen pengadilannya diunggah ke Weibo. Outlet media pemerintah pun melaporkan penahanan yang dialami oleh Li atas tuduhan pemerasan selama 251 hari tahun lalu, padahal ia hanya meminta pesangon saat diberhentikan. Kemudian, ia dibebaskan dan menerima 100 ribu yuan sebagai kompensasi.

Tagar yang menuntut Huawei untuk meminta maaf pun ramai dicuitkan para pengguna Weibo, hingga mencapai lebih dari 230 juta kali. "Kami mendukung hak Li untuk mencari resolusi lewat hukum," kata perusahaan.

Tanggapan itu tak bisa meredamkan amarah dan kritik publik terhadap Huawei. Bahkan tren yang meminta Huawei meminta maaf masih bertengger di media sosial.

Lebih lanjut, baik pihak Li maupun perwakilan hukumnya menolak memberi komentar kepada Reuters. Huawei pun enggan merinci tanggapannya.

Bagai jatuh tertimpa tangga, masalah tersebut hadir di tengah tekanan yang Huawei terima dari Pemerintah AS karena mencurigai mereka sebagai mata-mata Beijing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: