Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tentara China Diusulkan Gunakan Aset Kripto Sebagai Imbalan Kinerjanya

Tentara China Diusulkan Gunakan Aset Kripto Sebagai Imbalan Kinerjanya Kredit Foto: Unsplash/Viktor Forgacs
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tentara Pembebasan Rakyat (the People’s Liberation Army’s/PLA), pasukan militer nasional China yang berada di bawah kendali langsung Partai Komunis Tiongkok, menyerukan agar para tentaranya diberikan insentif kinerja dalam bentuk aset kripto.

Juru Bicara PLA melalui media terbitannya, PLA Today, menyarankan agar beberapa bentuk aset kripto dapat digunakan sebagai bagian dari sistem penghargaan atas penilaian kinerja seorang tentara dalam tugasnya. Sistem semacam itu diyakini lebih efektif untuk diterapkan karena dapat memberi sekaligus mengurangi token sesuai dengan perkembangan kinerja harian seorang tentara.

Baca Juga: Katanya Bisa Bantu Hidup 120 Tahun, 'Minuman Panjang Umur' Dokter China Malah Diselidiki

"Dengan demikian, sistem itu dapat memberikan penilaian yang objektif dan secara efektif memberikan energi yang besar kepada manajemen sumber daya manusia (SDM)," tulis PLA Today dalam sebuah artikelnya.

Selain soal pemberian imbalan, beberapa praktik pemanfaatan blockchain di bidang militer juga diusulkan untuk meningkatkan keamanan informasi hingga mengurai permasalahan logistik. Salah satunya adalah ide penyimpanan data-data rahasia militer dalam sistem berbasis blockchain yang dipercaya bakal meningkatkan tingkat keamanan melalui sistem enkripsi.

Cara ini akan membatasi akses terhadap dokumen yang disimpan di sistem karena hanya bisa dibaca dan didistribusikan, tanpa bisa lagi disalin atau dimanipulasi. Tak hanya itu, pemanfaatan blockchain juga disarankan untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi pelacakan kemajuan pelatihan tentara.

Dalam artikel tersebut, PLA mengutip contoh pelatihan menembak secara elektronik yang secara otomatis akan terdeteksi ketika tembakan mengenai target dan secara otomatis pula setiap catatan pelatihannya akan terekam dalam catatan blockchain. Praktik ini diyakini dapat memaksimalkan akurasi hasil pelatihan dan memberikan memungkinkan evaluasi secara lebih menyeluruh terhadap hasil-hasil dalam pelatihan.

Secara keseluruhan, China memang menjadi salah satu negara yang cukup progresif dalam hal pemanfaatan teknologi blockchain. Hal ini terutama terjadi usai Facebook secara resmi mengumumkan rencananya untuk membangun Libra sebagai mata uang kriptonya sendiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: