Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Curi Uang Rp1,4 Triliun dengan Retas..., Hacker Top Rusia Jadi Buronan AS

Curi Uang Rp1,4 Triliun dengan Retas..., Hacker Top Rusia Jadi Buronan AS Kredit Foto: Reuters/FBI
Warta Ekonomi, Washington -

Otoritas Amerika Serikat (AS) memburu grup kriminal siber asal Rusia yang disebut Evil Corp. Otoritas telah mendakwa Pemimpin Evil Corp Maksim Yakubets dan memerintahkan pembekuan aset terhadap 17 mitranya dalam kasus kejahatan digital yang mencuri lebih dari USD100 juta (Rp1,4 triliun) dari berbagai perusahaan di penjuru dunia.

Aksi Evil Corp itu oleh para pejabat dianggap sebagai salah satu organisasi kriminal paling merusak di internet. Otoritas AS pun memberi hadiah USD5 juta (Rp70 miliar) pada informasi yang menghasilkan penangkapan Maksim Yakubets.

Baca Juga: Rusia Bergegas Perpanjang Perjanjian Rudal Nuklir Baru dengan...

Otoritas Inggris menyebut Maksim Yakubets (32), sebagai penggemar mobil mewah supercar yang memiliki nomor plat mobil Lamborghini bertulis "Thief" dalam bahasa Rusia dan mengelola operasinya dari ruangan bawah tanah cafe Moskow.

"Yakubets adalah penjahat abad 21 sesungguhnya. Dia mendapatkan tempatnya dalam daftar FBI sebagai penjahat siber paling diburu di dunia," ungkap Asisten Jaksa Agung AS Brian Benczkowski.

Evil Corp dituduh di balik keluarga software paling berbahaya yang terus berkembang bernama Dridex yang membingungkan perbankan dan bisnis sejak pertama muncul pada 2011.

Malware itu bekerja dengan meretas masuk ke bank dan bisnis serta membuat tranfer uang yang dikirimkan ke para peretas. Kelompok itu juga mengembangkan ransomware.

Menyoroti kaitan antara penjahat siber dan negara Rusia, para pejabat Departemen Keuangan AS menyatakan Yakubets bekerja di samping Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), badan intelijen domestik, dan mencuri materi rahasia atas nama Moskow.

Baca Juga: Kerusuhan Iran Dituding Telan Ribuan Korban Jiwa, AS Murka dan Sebut Rezim Rouhani 'Pembunuh'

Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS menyatakan Yakubets mengajukan ke FSB untuk lisensi tahun lalu untuk menangani dokumen-dokumen rahasia.

Meski demikian, pejabat FBI Bowdich menyatakan pemerintah Rusia membantu melacak para peretas. Dridex menargetkan bisnis dan organisasi kecil yang kurang canggih pertahanan sibernya.

"Kerugian total mencapai USD70 juta di AS saja," ungkap para pejabat AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: