Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisik-Bisik B30, Target vs Realisasi?

Bisik-Bisik B30, Target vs Realisasi? Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Demi terwujudnya kedaulatan energi, pemerintah telah mendorong pengembangan dan pemanfaatan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebagai bagian dari energi terbarukan melalui kebijakan mandatori biodiesel Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12/2015. Melalui Permen, kebijakan mandatori biodiesel Indonesia sudah melewati perjalanan dari B15 (2015) menjadi B20 (2016) dan on the way B30 pada 2020 mendatang.

Target produksi biodiesel Indonesia selama 2 tahun terakhir sudah menunjukkan progres yang baik. Pada 2018, produksi biodiesel yang ditargetkan sebanyak 3,92 juta kiloliter ternyata 51,2% lebih rendah dibandingkan realisasinya yang mencapai 5,93 juta kiloliter.

Baca Juga: Kapal Angkut Minyak Kelapa Sawit Hilang saat Menuju Tanjung Priok

Periode Januari – September 2019, data APROBI mencatat total produksi biodiesel Indonesia telah mencapai 7,67 juta kiloliter. Jumlah ini 14,5% lebih signifikan dibandingkan produksi sebesar 6,7 juta kiloliter yang ditargetkan sepanjang tahun ini. Kenaikan ini didorong meningkatnya serapan biodiesel Indonesia akibat mandatori B20 yang sedang berjalan dan proses uji coba B30 yang rampung di November lalu.

Penerapan B30 yang mulai dibekukan pada Januari 2020 mendatang diproyeksi membutuhkan suplai biodiesel sebanyak 9,6 juta kiloliter. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 199 K/20/MEM/2019 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari – Desember 2019, volume biodiesel dialokasikan ke 18 perusahaan yang beberapa diantaranya PT Pertamina (Persero) sebanyak 8,38 juta kiloliter, PT AKR Corporindo Tbk 498 ribu kiloliter, PT Exxonmobil Lubricants Indonesia 139 ribu kiloliter, PT Jasatama Petroindo 63 ribu kiloliter, PT Petro Andalan Nusantara 201 ribu kiloliter, serta PT Shell Indonesia sebanyak 30 ribu kiloliter.

Pemasok bahan bakar nabati (BBN) terbesar di PT Pertamina (Persero) yakni PT Wilmar Nabati Indonesia sebanyak 1,37 juta kiloliter dan PT Wilmar Bioenergi Indonesia 1,48 juta kiloliter dari total 18 perusahaan pemasok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: