Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliki Potensi Besar, Mentan SYL Dorong Sulbar Bisa Ekspor Langsung

Miliki Potensi Besar, Mentan SYL Dorong Sulbar Bisa Ekspor Langsung Kredit Foto: Kementerian Pertanian
Warta Ekonomi, Mamuju -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak semua pihak untuk bekerja sama. Kerja sama itu, kata Syahrul, bertujuan agar Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dapat mengekspor berbagai produk termasuk komoditas pertanian secara langsung.

Dengan cara ini maka pemerintah daerah dan masyarakat dapat menerima keuntungan yang lebih besar, kata pria yang akrab disapa SYL.

"Terima kasih saya sudah diundang untuk hadir pada acara pelepasan ekspor di Sulbar. Saya bangga dengan petani, pelaku usaha agribisnis dan dinas terkait semua yang telah mampu ekspor. Ini membuktikan pesan Bapak Presiden untuk ekspor dan investasi telah sampai. Kita kawal dan tingkatkan terus,” tuturnya saat melepas ekspor produk turunan sawit (RBD Palm Olein) dan pisang kepok masing-masing untuk tujuan Cina dan Malaysia di halaman SMK Kakao Sulawesi Barat di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sabtu (7/12/2019).

Baca Juga: Kinerja Mentan SYL Mulai Diapresiasi Anggota Komisi IV DPR RI

Berdasarkan data dari sistem automasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Karantina Pertanian Mamuju, komoditas unggulan ekspor dari Sulwesi Barat sendiri berasal dari Kabupaten Pasang Kayu, Mamuju Tengah dan Mamuju yang didominasi turunan olahan sawit berupa RBD Palm Olein, RBD Palm Stearin dan Palm Kernel Oil dengan tujuan ekspornya ke Cina dan Jepang.

Selain itu, dari data lalu lintas yang ada, Provinsi Sulbar sendiri memiliki beberapa potensi komoditas unggulan lain. Hal itu sangat disayangkan karena selama ini hanya dilalu lintaskan ke daerah lain yang kemudian untuk diekspor kembali. 

Seperti rumput laut, yaitu sebanyak 105,6 ribu ton (potensi ekspor pada 2019) dengan tujuan ekspor ke China, Argentina, Australia, Jerman, Prancis, Belanda dll, namun masih melalui Makassar.

Komoditas lainnya di antaranya kacang mede sebanyak 26 ribu ton dengan tujuan ekspor ke China, UEA, Belgia, Australia, Jerman, Belanda, Turki. Sedangkan kakao biji yang mencapai 12,8 ribu ton diekspor dengan tujuan ke China, Jepang, Jerman, Belanda, Rusia dan Amerika. Sarang burung walet juga memiliki potensi ekspor yaitu sebanyak 212,5 kg dengan tujuan pengiriman ke Hong kong, Malaysia, Singapura dan Taiwan.

Mentan SYL mengajak agar kita juga bersyukur. Sebab, komoditas pisang kepok dari petani di Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah juga ternyata memiliki potensi yang besar. Meskipun saat ini ekspornya masih melalui pelabuhan lain. 

Hal demikian lah menurut Mentan SYL yang perlu didiskusikan bersama, baik terkait penyediaan produknya maupun kemudahan distribusi barangnya.

Baca Juga: Di Mamuju, Mentan Syahrul Tanam Jagung bersama Masyarakat

“Kita tidak boleh jalan masing-masing, harus sama-sama seirama agar tujuan mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern bisa terwujud dan memberi kemaslahatan bagi masyarakat,” terangnya.

SYL menyampaikan bahwa ekspor sawit yang pernah mengalami kelesuan selama dua tahun karena diterpa isu negatif juga menjadi pembelajaran bersama. Agar giat peningkatan ekspor produk pertanian tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun harus dikerjakan bersama. 

“Dibandingkan tahun 2018, ekspor produk turunan sawit dari Sulbar telah meningkat tajam yaitu menjadi 17,8 ton dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 24 ribu ton,” ungkap Mentan SYL saat melepas ekspor produk turunan sawit sebanyak 12 ribu ton, atau senilai Rp97,8 milyar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: