Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakai iPhone, Trump Langsung Buat Heboh

Pakai iPhone, Trump Langsung Buat Heboh Kredit Foto: (Foto/PBS)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penggunaan iPhone oleh Presiden Donald Trump menimbulkan kekhawatiran di antara anggota administrasi Trump. Sebab salah satu di antara dua iPhone yang digunakan tidak aman. 

 

Seorang pejabat senior Washington mengatakan, handset yang digunakan oleh Trump untuk mengirim tweet seharusnya diperiksa setiap 30 hari untuk mencari tanda-tanda handphone diretas. Sedangkan iPhone lainnya diketahui menjalani pemeriksaan secara teratur.

 

Pertanyaannya, apakah panggilan yang dilakukan atas salah satu iPhone Presiden Trump aman? Menurut laporan terbaru The Washington Post, para petinggi dan mantan petinggi AS mengatakan, iPhone digunakan Trump untuk melakukan panggilan ke pengacaranya, Rudy Giuliani dan orang lain. 

 

Para pejabat ini percaya bahwa agen-agen intelijen Rusia dan negara asing lainnya dapat memantau percakapan melalui iPhone tersebut. The Washington Post menyebutkan, catatan panggilan telepon yang dirilis pekan ini oleh Komite Intelijen menunjukkan Trump melakukan panggilan ke Giuliani, orang tak dikenal di Gedung Putih, dan orang lain yang terlibat dalam dugaan pemerasan terhadap Ukraina tanpa menggunakan jenis enkripsi apa pun.

 

Baca Juga: Good Job Trump, Good Job!

 

Phone Arena mengutarakan, dengan semua indikasi yang ada, dapat dikatakan apa yang dibicarakan Trump dengan mudah bisa didengarkan oleh badan intelijen asing. Laporan tersebut mencatat Moskow mungkin dapat mempelajari bagian-bagian tertentu dari rencana presiden sebelum seorang pelapor mengungkap rencana AS.

 

Presiden AS itu diketahui telah menghubungkan bantuan keuangan AS untuk Ukraina dengan permintaan agar negara tersebut mengumumkan penyelidikan terhadap lawan politik utamanya. Trump pun sekarang menggunakan ponsel khusus pemerintah yang dianggap lebih aman daripada iPhone tanpa jaminan keamanan.

"Ini benar-benar masalah keamanan," kata seorang mantan ajudan Presiden Trump. Dia menyebut tindakan Trump sebagai "bonanza" bagi badan intelijen asing. 

 

Mantan pejabat lain mengatakan, Trump telah memberikan nomor ponselnya kepada beberapa pemimpin negara sahabat. Yaitu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Meskipun tidak diketahui apakah Trump telah berbicara kepada para pemimpin ini dengan perangkat tanpa jaminan, empat orang yang berhubungan dengan Trump mengatakan dia masih menggunakan handset ini secara teratur.

 

Dua tahun lalu, kepala Staf saat itu John Kelly dan pejabat intelijen Gedung Putih mencoba membuat Trump menggunakan jalur "darat" Gedung Putih yang aman. Mereka bahkan mencoba menjelaskan kepada presiden bagaimana badan intelijen asing dapat mendengarkan panggilan yang dibuat di iPhone-nya. 

 

Baca Juga: Demi Hindari Lonjakan Tarif iPhone, Bos Apple Rela Lakukan Ini ke Trump!

 

Penyelidik untuk DPR setempat dapat memanggil operator telekomunikasi untuk menerima informasi tentang panggilan telepon dari Trump ke Giuliani. Ini berarti percakapan ini tidak dilakukan melalui saluran telepon terenkripsi atau aplikasi seperti WhatsApp. Panggilan yang dibuat menggunakan aplikasi itu akan mendapat manfaat dari enkripsi ujung ke ujung dan tidak akan muncul di log operator.

 

Semua ini menunjukkan Presiden Trump tidak berhati-hati dengan iPhone-nya. Tetapi masalahnya adalah jika dia menggunakan saluran aman dan pihak lain -seperti Giuliani- tidak menggunakan telepon yang aman, maka percakapan dapat ditangkap oleh intelijen asing. 

 

Larry Pfeiffer, Direktur Senior Ruang Situasi Gedung Putih selama tahun-tahun untuk Obama, mengatakan, Giuliani yang memanggil Presiden melalui Ruang Situasi tidak menjamin tingkat keamanan apa pun. "Karena dia menggunakan ponsel komersial dan setidaknya sebagian dari panggilannya akan datang melalui saluran telepon komersial," sesalnya.

 

 

Ditanya bagaimana jika pengacara pribadi Trump itu menggunakan WhatsApp, Pfeiffer menegaskan, pihaknya tidak ingin mempercayai enkripsi komersial atas enkripsi pemerintah ketika menjalankan bisnis keamanan nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: