Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ricky Rachmadi: Potensi Remitansi PMI ke Tanah Air Masih Kalah oleh Filipina

Ricky Rachmadi: Potensi Remitansi PMI ke Tanah Air Masih Kalah oleh Filipina Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI) Pusat yang juga pengamat ketenagakerjaan, Ricky Rachmadi, mengungkapkan berdasarkan data Bank Dunia (2018), sekitar 9 juta TKI tersebar bekerja di berbagai negara di luar negeri. Sebanyak 55 persen ada di Malaysia, 13 persen di Arab Saudi, Taipei (Taiwan) 10 persen, Hong Kong 6 persen, Singapura sebesar 5 persen serta sisanya meliputi wilayah negara lain.

"Bank Indonesia menyadari potensi devisa RI dari layanan remitansi (pengiriman uang) para Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih belum maksimal. Bahkan, dengan jumlah tenaga kerja asing kita yang cukup banyak itu, nilai remitansi dari PMI masih kalah dibandingkan negara Filipina," ujar Ricky di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Baca Juga: Gapki: Perlu Dialog Sosial antara Industri dan Pekerja Demi Sawit Berkelanjutan

Baca Juga: Sambut Kilang Tercanggih di Dunia, Pertamina Bangun Tenaga Kerja Lokal

Adapun Tenaga kerja Filipina di luar negeri (overseas Filipina Workers) mencapai 10 hingga 12 juta orang yang bekerja di berbagai sektor baik di sektor formal maupun domestik (PRT).

Menurut Ricky, total remitansi PMI/TKI sampai saat ini mencapai USD 8,8 miliar atau sekitar Rp 127 triliun lebih per tahun. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan Filipina yang pengiriman uang oleh tenaga kerja ke negaranya mencapai USD 24 miliar per tahun.

Remitansi merupakan bagian dari transfer dana yang umumnya dilakukan tanpa dasar pemenuhan suatu kewajiban ekonomi, bernilai kecil dan dilakukan antar perorangan.

"Namun, dalam implementasinya, diperkirakan masih terdapat sebesar 7 persen remitansi pekerja migran Indonesia yang dilakukan melalui jasa penitipan kepada orang yang dipercaya. Jadi, potensi peningkatan devisa PMI sebenarnya masih sangat besar," jelasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: