Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terpilih Secara Aklamasi, Carmelita Kembali Pimpin INSA

Terpilih Secara Aklamasi, Carmelita Kembali Pimpin INSA Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) telah menetapkan Carmelita Hartoto sebagai Ketua Umum DPP INSA terpilih periode 2019-2023. Carmelita Hartoto terpilih secara aklamasi pada RUA DPP INSA ke-XVII.

Penyelenggaran RUA INSA ke-XVII digelar pada Senin–Selasa (9–10/12/2019) di Hotel Sultan, Jakarta. RUA kali ini mengusung tema "INSA Tangguh Menjaga Kedaulatan NKRI Menuju Indonesia Maju".

Baca Juga: Mengukur Efektivitas BUMN dalam Tata Niaga Beras

Pelaksanaan RUA INSA Ke-XVII merupakan amanat dari Anggaran Dasar INSA pasal 13 dan Anggaran Rumah Tangga INSA pasal 26. Salah satu agenda RUA INSA Ke-XVII adalah pemilihan Ketua Umum INSA untuk periode 2019-2023.

RUA INSA Ke-XVII resmi dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, didampingi Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan dihadiri oleh DPC INSA seluruh Indonesia, Anggota INSA, serta stakeholders terkait lainnya.

Ajang empat tahun sekali ini juga merupakan ajang silaturahmi, bertukar pikiran atau pandangan, dan mempererat soliditas baik pengurus maupun anggota guna menghadapi tantangan pelayaran yang makin kompleks.

Dalam sambutan pada pembukaan RUA INSA, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, menyatakan bahwa INSA harus profesional. "Saya kira INSA ini adalah ujung tombak dari cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia. Jadi, kita harus betul-betul profesional," ujarnya.

Luhut juga mendorong agar anggota-angota INSA untuk mulai menggunakan kapal-kapal produksi dalam negeri. Di sisi lain, terkait suku bunga, Luhut menjelaskan, pemerintah akan terus berupaya menurunkan suku bunga. Akan tetapi, dengan jalan tidak menekan dan tetap melihat mekanisme pasar.

"Kalau boleh kapal-kapal bekas itu kita kurangi dan kita mulai gunakan kapal produksi dalam negeri, seperti diketahui industri kita sudah bisa membangun kapal hingga 50 ribu ton. Terkait suku bunga, yaitu 11-12 persen rupiah dan kalau dolar tenornya hanya lima tahun dan turun tujuh persen. Suku bunga ini akan turun sejalan dengan penurunan current account defisit kita. Kita kasih ke market mechanism dan tidak boleh kita tekan. Ini perlu kita lihat lagi. Namun, saya kira teman-teman INSA tadi semangatnya untuk menggunakan local content juga sangat tinggi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: